Resensi - Memaknai Kematian terhadap Jiwa Manusia




Judul Buku
Penulis
Penerbit
Cetakan
Tebal
ISBN
: Psikologi Kematian
: Komarudin Hidayat
: Noura Books
: II, Mei 2016
: xxv + 230 Halaman
: 978-602-385-027-3

Andaikan hati dan pikiran bisa menyakini bahwa kematian itu akhir segala-galanya, yang berati di balik kematian tak ada lagi kehidupan. Ada benarnya kata psikolog, it is death that creates religion. Yakni adanya kehidupan lain setelah kematian maka kita selalu diajak untuk berpikir mengenai persiapan dan agenda masa depan karena hidup ini tanpa disadari lebih banyak diarahkan oleh apa yang kita bayangkan dan inginkan agart terjadi di masa depan.
Oleh : M Ivan Aulia Rokhman
Drama hidup yang penuh misteri dan seketika bisa mengubah jalan hidup seseorang serta keluarga adalah kematian. Setiap orang tidak bisa lolos darinya, tetapi kita semua tidak tahu kapan dan bagaimana itu terjadi. Begitu absolutnya dan misterinya kematian sehingga semua yang ada ini tiba-tiba rapuh dan kecil tak berdaya di hadapannya. Sekali lagi, andaikan benar setelah kematian tak ada lagi cerita kehidupan maka secara logika kematian mestinya tak perlu ditakuti. Nikmati kehidupan, dan jika sudah bosan hidup masuki saja jalan kematian dengan berbagai cara yang nyaman. Yang paling populer adalah mercy killing, minta disuntik mati dengan bermacam obat yang kini tersedia dimana-mana sehingga seseorang tertidur pelan untuk selamnya.
Akan tetapi, pertanyaannya mengapa mayoritas orang tetap ingin hidup dan menemui ajal secara alami sekalipun mereka merasa menderita? Banyak jawaban terhadap pertanyaan ini. Dalam suatu forum dialog keagamaan, saya pernah membagi angket berisi pertanyaan seputar mengapa orang enggan meninggalkan dunia. Dari jawaban yang masuk, setelah saya analisis ternyata jawaban yang dominan bukannya karena takut neraka, tetapi merasa berat berpisah dari dunia. Bayangan anak-anak dan teman dekat serta tumah tinggal yang lelah dinikmati selama ini sungguh merupakan daya pikat dan daya ikat yang begitu kuat sehingga kehidupan ini tetap lebih menarik ketimbang dunia akhirat yang belum pernah dialami (Hal 97-99).
Tidak ada misteri yang selalu mengguncang akal dan batin manusia, kecuali misteri kematian bagi kaum eksistensialisme-ateisme kematian adalah suatu derita dan musuh bebuyutan manusia yang terlalu tangguh untuk dikalahkan. Bahkan, mereka merasa kalah serta putus asa menghadapinya. Prestasi akal-budi manusia yang telah melahirkan peradaban IPTEK super canggih tetap tidak mampu menelusuri jejak Malaikat Maut. Sejak zaman dulu orang telah menyakini adanya keabadian jiwa, tetapi pengetahuan manusia tidak ada artinya ketika dihadapkan pada misteri kematian dan alam arwah. Jangankan untuk mengetahui perjalanan ruh selepas dari tubuhnya, ketika seseorang masih hidup saja pengetahuan tentang ruhnya sendiri tetap terbungkus misteri.
Mengapa kematian begitu menakutkan, sedangkan dunia sangat sayang untuk ditinggalkan? Terdapat beberapa kemungkinan jawaban muncul. Antara lain, bagi sebagian orang yang merasa dimanjakan oleh kenikmatian yang telah dipeluknya selama ini. Dengan demikian, memasuki hari tua berati memasuki fase penyesalan, sedangkan kematian adalah puncak kekalahan dan penderitaan. Jawaban lain, kematian kematian ditakuti karena manusia tidak tahu apa yang akan terjadi setelah mati. Kalau saja seseorang bisa menghilangkan benih iman dan argumen filosofi akan adanya keabadian jiwa, sangat mungkin orang tak akan takut mati. Bukankah setelah kematian tak ada kehidupan lagi? Namun persoalannya, manusia sulit untuk mengingkari kebenaran ajaran agama, rasa keadilan moral dan argumen filosofis bahwa keabadian jiwa dan hari perhitungan itu pasti terjadi. Alangkah absurd dan nistanya pengorbanan para pejuang kemanusiaan dan kemerdekaan kalau saja setelah mati tak ada perhitungan lanjut (hal 103-105).
Buku Psikologi Kematian menggambarkan bagaimana filosofi kematian manusia sebagai takdir terakhir terhadap jiwa raganya tanpa mengembalikan kehidupan seperti semula.
____
BIODATA PENULIS
M Ivan Aulia Rokhman, Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Dr Soetomo Surabaya. Lahir di Jember, 21 April 1996. Lelaki berkebutuhan khusus ini meraih anugerah “Resensi / Kritik Karya Terpuji” pada Pena Awards FLP Sedunia. Saat ini menjabat di Devisi Kaderisasi FLP Surabaya dan Anggota UKKI Unitomo. Nomor Telp/WA : 083854809292 Email : rokhmansyahdika@gmail.com Facebook : M Ivan Aulia Rokhman Alamat Korespondensi : Jalan Klampis Ngasem VI/06-B, Sukolilo, Surabaya, Jawa Timur, 60117
.
Resensi - Memaknai Kematian terhadap Jiwa Manusia Resensi - Memaknai Kematian terhadap Jiwa Manusia Reviewed by takanta on Januari 13, 2018 Rating: 5

Tidak ada komentar