Prosa Mini - Sosok Sunyi, Sang Pembunuh
Hujan
baru saja reda, tepatnya di sepertiga malam. Kebetulan aku sedang santai di
beranda rumah. Belum tidur, karena mau berencana nonton sepak bola.
Tiba-tiba
datang sosok bernama Sunyi. Wajahnya polos. Rambutnya pendek. Sepertinya dia
menyungkil sebuah pisau. Kata temenku sosok Sunyi itu sering membunuh. Berdarah
dingin. Benarkah?
"Permisi,
belum tidur?" kata sosok Sunyi.
"Belum,
lagi begadang. Tumben bertamu pagi-pagi ke sini?"
"Iya
nih, aku lagi kesunyian. Gak ada orang-orang buat diajak ngobrol."
Wahaha,
aku tertawa dalam hati. Kasihan dia deh. Dan aku harus waspada sewaktu-waktu
tanpa sepengetahuanku dia menusukku. Aku sering menggunakan minyak kebal, minta
bantuan sama Ki Subalu yang tinggal di perbatasan desaku.
"Silakan
duduk dulu, mau teh apa kopi?"
"Teh
saja."
"Tapi
aku punya kopi arabika Kayumas, mau nyoba?"
"Boleh."
Nah
setelah aku suguhkan kopi, tentu saja sosok Sunyi itu langsung mati setelah
minum. Karena minumannya sudah aku campuri racun. Dan aku simpan pisau
miliknya. Sementara mayatnya, kukubur di belakang rumah.
Keesokannya
datang lagi sosok sunyi yang lain. Dan aku selalu menawari kopi Kayumas. Dan
menyeret kembali mayatnya ke tempat
kumpulan mayat Sunyi yang lain di belakang rumah.
Suatu
ketika datang lagi tamu. Aku kira sosok Sunyi, rupanya bukan. Kali ini ada
Saydi yang bertamu, sahabatku.
"Aku
bosan di rumah," kata Saydi memulai pembicaraan.
"Memangnya
kenapa?"
"Belakangan
ini si Sunyi sering bertamu terus ke rumah. Aku boson nongkrong sama dia."
"Kan
enak ada temannya."
"Tapi
aku kangen Klarita."
"Ya
udah ajak balikan, lalu tunangan, dan menikah. Serta jangan lupa dihamilin!"
"Baiklah."
###
Beberapa
hari berikutnya datang lagi sosok Sunyi ke rumah.
"Mau
teh apa kopi?"
"Oh
tidak, aku tidak mau duduk. Aku cuma mau tanya, apa kau kelihatan orang yang
tinggal di Wringin Anom, yang orangnya suka melamun?"
"Saydi
maksudmu?"
"Iya
benar."
"Dia
lagi sibuk PPS. Sebentar lagi pemilu. Memangnya kenapa?"
"Terima
kasih," katanya. Dia tidak menjawab pertanyaanku. Sosok Sunyi itu pergi
sembari memegang pisau di tangan kanan dan kirinya. []
Biodata Penulis
Moh. Imron, menyukai fiksi.
Prosa Mini - Sosok Sunyi, Sang Pembunuh
Reviewed by Redaksi
on
Februari 25, 2018
Rating: 5

Tidak ada komentar