Puisi - Bertanya Pada Minggu


Puisi-Puisi Joe Hasan

Bertanya Pada Minggu

Aku bertanya pada Minggu esok
Dengan malam yang menusuk sepi-sepiku
Dingin yang berselonjor di atas kulit
Seakan aku menyerah sepanjang masa

Bukankah telah kulukis kematian
Di atas putih dan bersihnya kenangan
Bisa saja ia berpaling nanti
Ketika semua usia bertemu

Namun aku sedang ingin berubah
Ingin melupakan segala kebaikan
Bertemu dengan dunia awan
Saat bintang belum menjadi bintang
(Jayapura, 14 Mei 2016)

Ada Sebuah Nama

Ada sebuah  nama
Aku jatuh cinta padanya
Diamku dan diamnya bernyanyi
Angin menari di atas kelopak

Ada sebuah kata
Aku jatuh cinta padanya
Bukan penjual gombal
Ini sang pecinta semua insan

Ada setangkai bunga
Aku jatuh cinta padanya
Anak Tuhan mulai bermesraan
Mengingatkan gulingan nafas yang jahat

Ada segumpal malam
Aku jatuh cinta padanya
Pencarianku usai disini
Ungkapan cintanya telah kubaca dalam bisu
(Jayapura, Senin, 12 Oktober 2016)

Dasar…

Ah… kau terlalu berisik
Oh, bukan. Maksudku kalian.
Ya, kalian semua yang berteriak tak tahu adat
Aku lelah, dan inginkan ketenangan

Dasar…
Aku mengutuk mereka
Ups. Maaf. Sekali lagi kuinginkan ketenangan

Nasi… nasi…
Ikan bakar. . . pisang goreng. . . panas. . . panas. . .
Pecahkan saja kepalaku bila kau tak bisa diam
Dasar… pedagang asongan

Oh, maaf.
Aku mengutuk diriku sendiri
(di kapal Pelabuhan Sorong, Rabu, 14 September 2016. Pukul 01.58 dini hari)


Biodata Penulis

Joe Hasan, lahir di Ambon pada 22 Februari. Aktif di bidang olahraga (Taekwondo). Beberapa puisinya juga pernah dimuat di Buanakata, Majalah Simalaba, Flores Sastra, Analisa, Warta Lambar, Lampung Post, Nusantaranews. Salah satu cerpennya tergabung dalam antologi bersama berjudul Percakapan.
Puisi - Bertanya Pada Minggu Puisi - Bertanya Pada Minggu Reviewed by takanta on Februari 04, 2018 Rating: 5

Tidak ada komentar