Puisi: Waw

 


Pohon Randu

 

beban berat di kayumu

kerja keras di akarmu

angin rebah dari paru

daunnya gugur satu persatu

 

kalau sudah macam begitu

dengan cara apa pula

bisa kutopang dirimu, ma?

 

 

 

 

Pasir Berbisik

 

angin meniup pasir padang

menghantam kuda bersijalan

derai kabut meruap gunung

tampak kabur tampak samar

 

ku mendaki tanjak gema

meski tak tahu apakah di depan

akan terbuang atau terdampar

hanya bisikan pasir malam

yang menjelma tongkat jalan

erat terpasang di cerdik mata

kudaku yang kian sunyi belaka

 

 

 

 

Kedai

 

di kedai

gerombol teman

asik menekan

tuts ponselnya

gelak tawa

jadi beda

sahutan

jadi bosan

asing menggejala

di kedai

 

 

 

 

Air Terjun

 

meski terbiar

dari perigi

hingga latar

bentur keping

kerikil tebing

airlah air

segar mengalir

hingga tiba

di ujung dasar

 

 

 

 

Waw

 

kalau dipikir-pikir

engkau sebenarnya ibarat tebu

yang keras dan berduri

kalau tak hati-hati

bisa kena nyeri dan celaka

tapi jika dikuliti; aku juga

lalu saling sesap sari manis

sebelum sepah

 

malam ini, kekasih

akan jadi malam yang gulali

rekat dan waw

biar bagaimana

tak bisa ditolak

 

 

 

 

Matamu adalah Lautan

 

matamu adalah lautan

mahaluas dan dalam

sementara aku

terlontar dari kapal

 

 

 

 

Biodata: Syukron MS lahir di Probolinggo. Bisa dijumpai di Instagram @malikis__.

Puisi: Waw Puisi: Waw Reviewed by Redaksi on Juli 04, 2021 Rating: 5

Tidak ada komentar