Hasil pencarian untuk: label/Ahmad Zaidi
-
Cerpen: Peristiwa Menjelang Pemilu Karya Ahmad Zaidi
Oleh : Ahmad Zaidi Sehari menjelang pemilihan umum, laki-laki itu terkapar di atas ranjang yang menopang tubuhnya bersama seorang pelacur. Hasil otopsi rumah sakit menunjukkan bahwa beberapa menit sebelum meregang nyawa, ia menelan racun. Ditemukan kandungan arsenik sianida dalam tubuhnya. Sementara, pelacur yang menemani laki-laki tersebut pada malam itu, memberikan keterangan pada wartawan dan polisi…
-
Cerpen : Sebuah Hujan dan Guguran Kesedihan Karya Ahmad Zaidi
Oleh : Ahmad Zaidi Lagi-lagi hujan. Sebetulnya, aku telah bosan bercerita tentang hujan. Aku jengah tentang kesedihan. Tapi mau bagaimana lagi. Hujan tetap turun tanpa pernah tahu apakah ia membatalkan suatu rencana pertemuan. Lalu menyeruak lagu lama yang isinya selalu sama: kesedihan yang menyesakkan dalam sebuah kenangan. Ya, aku kembali mengingatmu justru disaat paling bahagia…
-
Cerpen: Gerimis dalam Ingatan
Oleh: Ahmad Zaidi Aku masih terjaga, dalam kealpaan yang hadir dalam gelap. Mengingatmu adalah sesuatu yang melelahkan dan mematikan. Serupa nyala api yang membakar perlahan rasa takut sekaligus menjalarkan kekhawatiran lain. Bisakah aku tidak mengingatmu kali ini saja, dan kamu selesai sebagai kenangan yang terus berebut tempat di dalam kepala seseorang yang ingin melupakan? Pernah…
-
Mapasra: Merayakan Perjalanan Puisi
20 Desember 2019, Jumat petang, SunTree Cafe Malam beku dan larut ke dalam puisi. Oleh: Ahmad Zaidi* Tempat itu memiliki lampu penerang yang nyalanya temaram, digantung mengikuti panjang kabel di bawah kanopi yang belum jadi. Suasana malam itu membuat percakapan terasa lambat, suara-suara menggema dan setiap gerakan kecil saja menjadi magis. Tapi baiklah, saya melebih-lebihkan. Tapi……
-
Cerpen: Malam yang Dingin, Pantai, dan Senja
Oleh: Ahmad Zaidi “Ceritakan padaku tentang malam yang dingin, pantai, dan senja,” katamu. Maka, aku menceritakan ini kepadamu. Kita sedang duduk berhadap-hadapan. Di depan kita ada sebuah meja dengan dua cangkir dan piring kecil yang diletakkan di atasnya. Di luar gerimis. Kau memesan espreso dan chocolate sponge cake. Aku ingin memesan bir, tapi tentu kau…
-
GNI Indonesia 2019: Perjalanan Melepaskan Ketergesa-gesaan
Oleh: Ahmad Zaidi* Kau menyanyikan lagu ini, mengikuti suara vokalis yang memenuhi udara malam. “Sekian lama aku mencoba, menepikan diriku di redupnya hatiku, letih menahan perih yang kurasakan, walau kutahu kumasih mendambamu.” Lagu itu mengantarmu memulai catatan ini. Kau bersama lima orang kawanmu, di sebuah meja cafe di sudut Jember yang dingin. Dari lahan kosong…
-
Cerpen: Tanjung Kesedihan
Oleh: Ahmad Zaidi “Kau tahu, mestinya kita tidak datang kemari.” “Ya. Aku tahu.” “Lalu, mengapa kau membawaku ke tempat ini?” “Sama sepertimu, aku tidak cukup punya banyak alasan.” “Jadi, bisakah kita selesaikan ini dengan cepat?” “Ayo. Lekas lakukan.” Lalu suara tembakan mengoyak malam yang remang, dua peluru meluncur berlawanan arah umpama garis nasib yang tak…
-
Puthut Ea, Komunitas dan Hutang yang Dilunasi
Oleh Ahmad Zaidi Sebuah mobil merah berhenti di depan rumah tak jauh dari kelokan jalan yang di halamannya ditanami beragam jenis tumbuhan. Di beranda rumah itu, Lima orang laki-laki duduk sambil meminum kopi yang mulai mendingin. Mereka menunggu. Sejak matahari rubuh sampai pintu mobil terbuka dan seorang laki-laki berkacamata keluar mengenakan kaos putih dan celana…
-
Tentang Kita yang Terlalu Banyak Bicara Omong Kosong
unsplash Apa kabar kita, hari ini? Kita bertanya-tanya, apa pentingnya mengetahui segala hal? Kita telah diajari membaca dan menulis dan dengan sangat terburu-buru menyimpulkan sesuatu. “Di kepala kita, ada banyak sampah berserakan.” Sebenarnya kita ingin menulisnya begini: “di kepala kita ada banyak sampah-sampah berserakan.” Tapi kita ingat seorang guru bahasa indonesia yang mengatakan bahwa setelah…
-
Ulasan Ugal-Ugalan tentang Romila dan Kutukan Ingatan
Pada mulanya Alif begitu kesepian, maka lahirlah Romila dari setumpuk kata-kata dan tisu yang seluruhnya basah. Romila bercerita kepada saya, bahwa sewaktu menulis dirinya, ada detik-detik di mana Alif menggetarkan semesta Cerita Pendek yang tengah dibangunnya. “Bukalah halaman persembahan, Mas. Ada kalimat pendek yang susah payah ia tuliskan di sana.” Saya pun membuka halaman yang…