Hasil pencarian untuk: max-results=7

  • Optimisme Penegakan Hukum di Tengah Resesi Ekonomi dan Pandemi Global

    Oleh: M. Indra Kusumayudha, S.H. Situasi pandemi yang kita hadapi sekarang ini, tentu berdampak signifikan terhadap beberapa aspek fundamental pada suatu negara. Dampak paling nyata yang kita rasakan adalah pada sektor perekonomian. Nyaris seluruh sektor penopang ekonomi di Indonesia mengalami krisis karena tidak dapat melakukan produksi atau mendapatkan penerimaan (revenue) dari usaha yang dijalankan. Sebagai…

  • Terima Kasih Cinta dan Puisi Lainnya

    Oleh: Hamidah, M.Pd* Terima Kasih Cinta Terima kasih atas dedikasimu padaku Tanpamu mungkin aku tak akan mampu mengenal dunia ini dengan baik Tanpamu mungkin aku lemah Tanpamu ku tak mampu  arungii samudra Tanpamu dunia terasa hambar Tanpamu gelora kan padam Tanpamu hampir kulupakan lantunan ayat2 suci-Mu Dan tanpamu tebar semyumku kan sirna Cinta…kau bahtera hidupku…

  • Esai Madhura: Nyabe’ Angin

    Oleh: Syaif Zhibond Matreghi*  Para’ tello bulân bule ta’ nyongop sakale e tanianna takanta.id, jhârâghânna takanta.id  ta’ nya’tanya’an anape bule ma ta’ nyongop sakale. Bule nyangka jhârâghânna takanta.id pon loppa ka bule, ka cakanca bân ka manossa se laen, polana se ekaenga’ sabbhân are pera’ reng bini’ settong e bârâ’ dâjâ. Masse’e pon para’ dhâddhie…

  • Cinta Tak Pernah Ada Batas

    Oleh: M.Lubis Cadiawan*  “Hai, perempuanku, apa kabar…” Tidak seperti biasanya aku memanggilmu dengan sebutan ‘perempuanku’, saat ini aku ingin berkejar-kejaran denganmu di angan-anganku. Kau adalah gadisku yang biasa memberikan senyuman di saat mataku redup harus jauh darimu, dan yang biasa memberikan tawa di saat aku ingin mendengar tawa renyahmu di kedua telinga ini, dan memberikan…

  • Satu Langkah Terakhir

    Oleh: Abi Alfatih* Gelap…… hanya kepulan kabut tipis yang menemani langkahku dalam lorong yang berbatu. Tidak ada yang berasa dalam setiap langkah kaki ini. Sepi…. sepi…. yang begitu menusuk setiap lekuk tubuhku. Langkah demi langkah ku ayunkan, tanpa arah. Dan, hanya menyusuri lorong gelap yang berbatu. “Berhenti!”… Sebuah teriakan yang tidak begitu lantang, tapi begitu…

  • Cerpen: Perempuan Penjaga Senja

    Oleh: Alifa Faradis “Cinta itu tak bisa dipaksakan,” katamu sore itu, saat senja menggurat warna jingga di langit seperti sebuah lukisan abstrak pada kanvas biru di ufuk barat. Saat itu kita tengah duduk di rangghun; sebuah tempat bernaung untuk melepas lelah mirip gazebo yang terbuat dari lincak beratap daun-daun kelapa kering di pinggir pantai. Semilir…

  • Cerpen Mored: Selembar Kerudung dan Senandung Cadar dalam Mata Lelaki Cina

    Oleh: Sirli Qurrota Aini Aku kisahkan padamu, tentang seorang lelaki cina yang tabah menjual kain kepada siapa saja, tak peduli siapa pun. Tanpa sepengetahuan dan kesadarannya, kain yang ia jual harus memuncratkan peristiwa mencemaskan, ketika selembar kerudung dan senandung cadar harus berseberangan saling menyalahkan atas nama agama. Lelaki cina itu tergeleng-geleng tak dapat menebarkan ekspresi…

  • Tak Perlu Memperkuat Kemanusiaan Generasi Digital

    Jikapun ada seseorang yang memanfaatkan teknologi untuk menyebarkan berita hoaks, propaganda, ujaran kebencian dan lain sebagainya, bukan berarti manusia yang lain tidak bisa menyebarkan berita benar, dakwah yang santun, perkataan menyejukkan atau perbuatan baik lainya. Oleh: Syaif Zhibond Matregi*  Saudara Fata sangat khawatir dengan kecanggihan teknologi yang menurutnya ikut mendorong lahirnya percakapan melelahkan dan menjengkelkan,…

  • Puisi Mored: Ibu dan Puisi Lainnya

    Oleh: M. Suhdi Rasid* IBU Ibu, kaulah pahlawanku kaulah sang muara hati kau yang melahirkanku mendidikku mendisiplinkanku hingga aku mengerti arti kemandirian Ibu, saat aku gembira saat aku duka lara kau masih ada di dalam dada meski sekarang kau hanyalah kenangan ialah foto lamamu masih kusimpan Ibu, maafkanlah anakmu telah membuat kesalahan hingga kau menangis…

  • Puisi Mored: Senapan Pak Nidin dan Puisi Lainnya

    Oleh: Mareta C. Widodo* SENAPAN PAK NIDIN Cucur keringat dalam asamu Darah yang mengalir dalam nadimu Tak patahkan semangat perjuanganmu Meraih asa harapan lepas belenggu Tekadmu membela negeri Dengan  gagah berani engkau tegar Tak pedulikan hidup ataupun mati Demi sang saka merah putih berkibar Walau asap mesiu sesakkan dada Moncong meriam menodong raga Kau tak gentar…