Bulan: April 2019

  • Tantangan Kaum Buruh di Era Moderenisasi

    Gerakan kaum buruh yang diperingati pada tanggal 1 Mei sendiri ditetapkan sebagai Hari Buru Internasional oleh Federation Of Organized Trades And Labor Unions dalam kongres tahun 1886. Hal ini dilakukan untuk memberikan penghormatan terhadap perjuangan kaum buruh di Amerika Serikat yang menuntut pembatasan jam kerja menjadi 8 jam kerja sehari,  dari peristiwa tesebut kemudian seluruh

    selengkapnya…

  • Kendit Harmoni : Ketika Seni Menemani

    Kembhang Moljha Catatan Perjalanan, 26 April 2019 Mulanya saya sempat kebingungan lokasi kegiatan Kendit Harmoni 2. Beberapa kali saya menghubungi seorang kawan yang tinggal di Scangan melalui telepon, kebetulan teman saya lagi keluar jadi dia hanya sedikit membantu ancer-ancernya. Tapi tetap saja saya bingung arah. Sampai di suatu masjid saya menghubungi Son, katanya sudah dekat.

    selengkapnya…

  • Cerpen : Akibat Dari Salon Kecantikan

    Oleh: Nisa Ayumida Perempuan itu tentu saja sudah lupa waktu, keduanya saling sambung cerita lewat sebuah tatap- pandang. Saling memperlihatkan deretan gigi yang berjejer rapi. Bintik-bintik hitam yang bertabur di daratan mukanya seolah sebuah ejekan baginya. Cepat-cepat perempuan itu mengoleskan krim wajah ke permukaan kulitnya, melalui jari telunjuknya yang tak manis lagi. Padahal ia tidak

    selengkapnya…

  • Puisi : Pesona Keheningan Karya Fani Haryadi

    Puisi-Puisi Fani Haryadi KEAKRABAN MEMBAKAR Suka duka selalu berbagi dengan penuh hati Tak pernah sesekali saling membohongi Namun berusaha saling mengerti Disana disini disitu selalu ada, memahami Berbedanya persepsi bukan tak mau mengalah Tapi selalu ada yang mengalah Bahkan merasa saling bersalah Demi keutuhan tak ingin terbelah Berkata dengan gambalng Itulah perasaan sayang Bukan Bulan

    selengkapnya…

  • Kasidah Petani dan Puisi Lainnya Karya Moh. Rofqil Bazikh

    Sajak-Sajak Moh. Rofqil Bazikh Ziarah sebelum benar-benar kutabur kembang firman di perutmu setangkai mawar berdarah lebih dulu tumbuh dan semaraknya menjelma kesakitan-kesakitan yang lupa kunamai aku tak akan memintamu kembali, kubiarkan hilir kenangan menata jalannya sendiri rasanya aku begitu asing di sini menghakimi sepi dengan puisi satu-satunya yang terasa adalah getar-getar aneh yang mengutukku sayatan rindu

    selengkapnya…

  • Cerpen : Luka

    Oleh: Agus Yulians Kisah ini berawal di sebuah Pantai  Sari Ringgung, inilah yang mempertemukan aku dengan kau. Pertemuan itu memberikan kesan mendalam untukku. Petikan gitarmu mengalunkan melodi kerinduan. Suaramu yang merdu memikat hati. Aku mendekati dan berkenalan denganmu. Kau ternyata seorang musisi pelantun lagu-lagu cinta. Seiring waktu hubungan kita semakin mesra. Bukan hanya sebagai teman,

    selengkapnya…

  • Puisi : Revallina Karya Arian Pangestu

    Puisi-puisi Arian Pangestu Revallina Adakah kata yang paling bening yang bila kukecup mampu menyegarkan batin jikalau selain kata cinta, maka itu ialah nama manismu sebagai cermin yang memantulkan wujud dirimu sebagai musim semi dalam kemarau hari-hariku betapa aku sungguh merindukan rintik-rintik hujanmu dan dalam lipatan jarak wajahmu berkelindan dalam angan; kenapa aku begitu gemar menyaksikan

    selengkapnya…

  • Cerpen : Sepotong Kue Kekuasaan

    Oleh: Agus Hiplunudin Dari catatan kuno yang berhasil kutemukan, tercatat di sana; pernah berdiri sebuah negeri. Namun, catatatan usang tersebut tidak menyebutkan nama negerinya. Tetapi, aku dapat mengilustrasikan tipologi para warga dan para penguasanya; penduduk negri itu memiliki kebiasaan yang unik—yakni suka ikut-ikutan atau gemar mengikuti trend,  kuambil misal, bila negeri sebelah memiliki budaya pop

    selengkapnya…

  • Puisi : Guntur itu tak Pernah Ada Karya Muhammad Rifki

    Bocah Hujan /I/ seperempat napasnya terdiri dari rintik-rintik hujan. setelah besar di rahim ibunya, janin itu bersuka ria. mengendap dari dua belah sudut lahir, hutan hitam lebat, empat pertanyaan ia jawab belagu. ia ingin hidup sendiri, mendunia tanpa perlu ditemani, tambuni-tambuni yang jadi antah berantah. kini nasibnya, sepinggang ibu. mengeram kuat, besok-besok, ia mewarisi watak

    selengkapnya…

  • Cerpen : Perihal Tabah Karya Nasrul M. Rizal

    Oleh: Nasrul M. Rizal Dalam hati aku memaki Bu Tini. Tanpa ampun ia mencorat-coret skripsi yang susah payah aku revisi. Entah hobi atau sekadar menguji, yang pasti Bu Tini selalu melakukan hal itu ketika membimbingku. Entah karena Bu Tini yang terlalu pintar atau aku yang terlampau bodoh, hampir dua semester tiket sarjanaku belum beres juga.

    selengkapnya…