Bulan: Agustus 2019

  • Puisi: Restu Rindu Ayah-Ibu Karya Fadhil Sekennies

    Puisi Fadhil Sekennies* Restu Rindu Ayah-Ibu di pinggir jurang terjal anakmu merangkai segala doa-doa yang meski pelan-pelan detik dentang waktu seringkali menghilangkan segala harapan hariannya sebab arti kesucian hidup ternyata lebih kejam dari sejuta tusukan belati dan seribu sayatan pedang wahai Ayah-Ibu badai dan topan acapkali menghantui pengembaraan anakmu ini dan telah menjarah doa-doanya kerap…

    selengkapnya…

  • Cerpen: Tanjung Kesedihan

    Oleh: Ahmad Zaidi “Kau tahu, mestinya kita tidak datang kemari.” “Ya. Aku tahu.” “Lalu, mengapa kau membawaku ke tempat ini?” “Sama sepertimu, aku tidak cukup punya banyak alasan.” “Jadi, bisakah kita selesaikan ini dengan cepat?” “Ayo. Lekas lakukan.” Lalu suara tembakan mengoyak malam yang remang, dua peluru meluncur berlawanan arah umpama garis nasib yang tak…

    selengkapnya…

  • Maukah Kau Menemaniku di Kampung Langai, Dik?

    Oleh: Mohammad Farhan* Sebelum aku mengajakmu, maukah kau mendengarkan curhatku, Dik? Curhatan seorang lelaki yang hatinya tak henti-henti dirundung pilu ini. Dik, aku menulis surat ini dengan hati yang tak cukup tenang. Aku masih terbayang kejadian di awal Maret, ketika perempuan yang kuharap menjadi teman hidup, memutuskan untuk pergi. Ia mengakhiri sebelas tahun perjalanan bersamaku.…

    selengkapnya…

  • Posisi Komunitas Muda Kreatif Situbondo dalam Revolusi Industri 4.0

    Oleh : Marlutfi Yoandinas* Sejarah Revolusi Industri Sejauh ini, kita telah mengalami revolusi industri selama 3 (tiga) kali. Revolusi industri pertama ditandai dengan ditemukannya mesin uap dan kereta api pada tahun 1750 s.d. 1930-an. Tenaga manusia sebagai pekerja digantikan oleh mesin-mesin yang bisa bergerak secara otomatis sehingga barang-barang dapat diproduksi secara massal. Munculnya mesin-mesin pada…

    selengkapnya…

  • Kampung Langai, Dik: Apa Kamu Gak Mau Nonton?

    Oleh: Redaksi Langai 1 | 7-8 November 2014 Kita berdua duduk di paling utara, dik. Beralaskan sandal masing-masing. Kita menyimak penampilan di sana. Dengan latar gedung Rumah Baca Damar Aksara, bertuliskan Kampung Langai, berwarna hitam. Kita juga menikmati jajanan buatan warga. Sembari disuapin olehmu, dik. Langai 2 | 6-7 November 2015 Di langai dua ini…

    selengkapnya…

  • Burombu: Sebuah Tema Kampung Langai 6

    Oleh: Moh. Imron* Burombu dalam bahasa Indonesia ialah sampah. Sampah dalam kamus kenangan ialah mantan kekasih, bisa dibuang atau digunakan kembali. Seperti tagline kegiatan ini; #dibuangsayang. Festival Kampung Langai 6 (Feskal) pada tanggal 30-31 Agustus 2019 nanti, merupakan acara yang dinanti, khususnya bagi saya mungkin juga bagi para pemuda atau mereka yang berproses di Feskal.…

    selengkapnya…

  • Syi’iran Madura: Oḍi’ Mellas

    Oleh: Kyaè Nabuy* Oḍi’ mellas sabbhân arè Acemmacem èpèkkèrè Mèkkèr bhâdhân mikkèr oḍi’ Bhâkal bulâ ghi’ ta’ anḍi’ Kabit lambâ’ sampè’ nonto Taḍâ’ sè ngala’a manto Mon teppa’na arè tellas Bhâdhân jân arassa mellas Kadhibi’ân lamon tèḍung Enneng èpaddhuna gheḍḍhung Amèmpè ta’ ro-karowan Segghud ngajhâ’ ro-serrowan Bilâ ngerrok aker-cekker Jhâil aghili ka tèker Seksek ta’…

    selengkapnya…

  • Puisi: Menggambar Kenangan Karya Novy Noorhayati Syahfida

    Puisi-Puisi Novy Noorhayati Syahfida Menggambar Kenangan semestinya ini pertemuan yang kedua selaksa memori berlarian di kepala bayang ingatan melambai-lambai tak kunjung reda aku asyik menggambar kenangan lama kubayangkan kau duduk di stasiun itu menungguku datang menemuimu menyambutku seperti kali pertama bertemu sebelas purnama yang lalu kemana rindu setelah sekian lama tanyaku di antara gerbong kereta…

    selengkapnya…

  • Cerpen: Perempuan Bayang

    Oleh: Ulfa Maulana “Maaf, Pa. Lea nggak sengaja.” Lelaki bertubuh kekar itu tidak peduli. Disiramkannya kopi panas pada tubuhku yang hanya memakai kaos pendek. Aku berjengit menahan tangis. Bahkan luka bekas pukulan papa kemarin belum kering. Perih rasanya. Aku yakin besok kulitku akan melepuh. Jangan menangis, Lea. Tangisanmu mengundang badai yang lebih besar. *** Baiklah.…

    selengkapnya…

  • Serrona Rèng Situbende è Bulân Rèaje

    GPS Wisata Situbondo Oleh : Syaif Zhibond Rènk Qobhien* Dâlâm panaggâlân madurâ/Hijriyâh, bâdâ dubeles bulân dâlâm sataon.  è molaè dâri bulân Sora, sappar, molod, rasol, dilawâl, dilahèr, râjjâb, râbbâ, puasa, sabâl, takep è’ terakhir bulân Reaje. Saongghuna bulân-bulân sè èsebbhut è attas gheniko padâ bik bulân dâlâm islam. Pèra’ bhidâ sebbhuthenna, sèbiasana dâlâm panaggâlân hijriyah…

    selengkapnya…