Bulan: Oktober 2020

  • Bocah dari Palung Merah

    Oleh: Heru Mulyanto*  Pembaca yang budiman, kisah ini berawal dari suatu pagi. Pagi yang indah. Pagi yang belum pernah aku bayangkan sebelumnya. Pagi dengan bunga-bunga bougenville di halaman rumah, berbalut embun yang dingin, disinari cahaya matahari yang menciptakan perasaan yang jarang manusia rasakan. Tak peduli siapapun kita, punya masalah apapun, dan bagaimanapun orangnya. Aku yakin,…

    selengkapnya…

  • Aksi, Puisi, Puisi Aksi

    Puisi yang lahir dari realita akan abadi tidak lekang dimakan masa. Oleh: Dani Alifian Ketika negara tengah gonjang ganjing, sementara penyair sebagian menjelma penyair salon, yang pernah ditulis WS Rendra terpisah dari kenyataan, sementara ketidakadilan berada di sampingnya. Omnibus law memang tidak mengatur soal puisi, dan penyair. Tetapi, sebagai bagian satu kesatuan dari masyarakat yang…

    selengkapnya…

  • Ulas Buku: Bahagia Mencintai Diri Sendiri

    Oleh: Thomas Utomo   Judul :  Love Your Life, Love Yourself Penulis : Tri Nurhayati, dkk. Penerbit : Indiva Media Kreasi Cetakan : Pertama, Januari 2020 Tebal : 208 halaman ISBN : 978-602-495-283-9   Apakah bahagia itu? Jalan hidup yang lempang, mulus tanpa kendala? Hari-hari berisi tawa, penuh sukacita? Segalanya mudah? Semuanya terpenuhi? Menurut Kamus…

    selengkapnya…

  • Puisi: Hikayat Sebuah Maut

      Puisi-puisi Ayis  A. Nafis   Hikayat Sebuah Maut   Setelah bulan berperak-perak menyembul dari cangkir kopi Sepasang kuda dalam balutan amarah berlari dari meja sebelah Kabut pekat mengepung, lalu gerak bibirmu mencipta bilah rindu   Pohon-pohon janda yang mangkir dari pot pojok ruang Berusaha menahan embun sejauh mata kita memilih rabun Lalu jarak bergegas…

    selengkapnya…

  • Puisi Ruah Alam Waras

      A Deliberately Fringed Lelakon / Nature /   Participant joined 15 minutes before agenda as the late bird message. Well, was different from another webinar that gave meeting code and password or zoom link. Accessed Youtube a minute after schedule and Zoom at 8:24 pm. Due to prospective mango flor? Wanted to learn while…

    selengkapnya…

  • Cerpen: Balada Kesibukan

    Mata perempuan itu terbuka. Tangannya menarik selimut, lantas mematikan lampu duduk. Dia baru bangun tidur dari malam yang melelahkan sekaligus juga memuaskan baginya. Gemericik air terdengar dari ruang yang tak jauh dengan tempat berbaring perempuan itu. Dia mengedar pandang, dilihatnya dua gelas dan sebotol anggur yang masih sedikit tersisa. Berserak juga kulit apel yang dimakannya…

    selengkapnya…

  • Ji Yoyok Peduli Disabilitas

      Lelaki itu tuna netra—kalau istilah di rumah ta’ abâs—ingin melamar seorang perempuan. Ia dikenalkan oleh temannya. Usaha untuk mendapatkan calon perempuan ditolak oleh pihak keluarga perempuan. Sederhananya; mengurus dirinya sendiri tidak bisa, apalagi mengurus keluarga. Mau kerja apa? Bagaimana kehidupan di masa depan? Perempuan itu rupanya benar-benar menaruh cintanya pada hati lelaki tuna netra.…

    selengkapnya…

  • Cerpen: Batu Bolemeta

    Waktu itu musim kemarau demikian berat. Para lelaki nyaris putus asa, para perempuan sama saja. Mereka berjalan jauh untuk sekadar mendapat air yang tak seberapa. Mereka tidak pernah lupa berdoa. Mereka juga tak sekali-kali malas berusaha. Tapi nampaknya usaha dan doa-doa mereka tertahan di udara. Pada masa yang sama, kudeta terjadi di pusat kota. Junta…

    selengkapnya…

  • Puisi: Tubuh yang Mengandung Hujan

    juru takwil pendalungan   udara pendalungan bau asap kemenyan, campuran manis gula dan asin garam. rumahmu gatal-gatal dalam bayang-bayang gagal ginjal. pandanganmu mulai kabur antara ke mana harus menuju atau menghindar dari semacam peluru. sejenis anggaran paling aduhai dalam perhitungan kepalamu. lalu kau menjadi juru takwil yang kejang-kejang dalam festival kebudayaan. menambal arsip-arsip bolong  dalam…

    selengkapnya…

  • Cerpen: Sebuah Cerita di Hari Pernikahanmu

    19 Mei 2019, 17:20 WIB   Jam dinding terus berdetik: tik… tik… tik…. Hujan mengguyur di luar. Di atas kursi kayu, seorang laki-laki tua memalingkan pandang ke luar jendela loteng. Matanya menatap begitu jauh—bahkan melebihi jarak mata dan benda-benda. Sangat jauh. Dan kosong. Namun ada suatu putaran perasaan menariknya; seolah-olah membuatnya ingin melompat ke dalamnya:…

    selengkapnya…