Resensi: Dilan 1983: Wo Ai Ni

 


Cinta di Balik Buku Pelajaran

Oleh: Farizzal Qurniawan Hendra Saputra

Novel ini mengangkat tema persabatan dan percintaan, kekeluargaan dan kehilangan dengan latar waku tahun 80-an, dan di dalam novel ini juga terdapat unsur politik seperti kejadian petrus. Karya indah oleh Pidi Baiq ini juga diangkat menjadi film layar lebar menyita banyak perhatian penonton,tidak hanya itu masih banyak karya indah Pidi Baiq seperti Dilan 1990, Dilan 1991, Milea , Ancika, Komik Dilan 1990, Komik Dilan 1991,Helen dan Sukananta, Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu.

Namaku Dilan, keturunan Nabi Adam, berjenis laki-laki di tengah hiruk prikuknya dunia abad ke 20. Hari itu. Tahun 1983, setelah kurang lebih dua tahun aku menetap di Timor Timur bersama ayah, bunda dan adiku, akhirnya aku harus kembali ke Bandung. Sore itu aku bersama Lopes berjalan jalan untuk menikmati perpisahan yang terakhir kalinya.Banyak kenangan indah di Timor Timur yang tidak akan terlupakan karena sangatlah membekas panjang dalam kehidupanku.

Setelah melewati perjalanan yang cukup panjang, kami di jemput Pak Idam seorang pria muda berambut cepak dan memiliki badan tegap, menggunakan mobil kijang, di dalam perjalanan Pak Idam lebih banyak berbicara dengaku karena bunda dan Disa memilih tidur di mobil. Sesampainya di depan rumah sudah ada Bi Diah tampak tergepoh gepoh menyambut kedatangan kami. “Weyy orang timor! “Teriak  Kak Ida menyambutku dengan gembira. Kak Ida adalah kakak perempuanku  anak pertama si Bunda tidak lama kemudian Bang Landin dan Bang Banar menyusul mereka kakakku juga, aku tersenyum bahagia melihat mereka.

Aku mulai masuk sekolah di salah stu sekolah di Bandung. Sesampai nya di sekolah sudah sepi ternyata. Aku kesiangan. aku langsung bergegas menuju ke kelas kemudian mereka tampak kaget setelah melihatku, aku juga mendengar ada yang berbisik itu Dilan, dan terbukti bahwa mereka masih ingat.“Assalamualaikum boleh masuk,” ucapku. “Boeleh,” ucap beberapa siswa, lalu aku berjalan ke arah Bu Dewi sembari mengucap maaf kesiangan Bu. Bu Dewi mempersilahkan mencari kursi yang kosong, pada akhirnya aku duduk di dekat Nanang, Nanang adalah murid terkenal karena kenakalanya, aku bertanya tentang perempuan yang mengalihkan pandanganku Nanang pun menjawab sambil berbisik namanya adalah.

Mei Lien Mery Oei, aku memperkenalkan diri, assalamualaikum ucapku semua setelah kelas selesai Bu dewi menyuruhku untuk memperkenalkan diri. Assalamualaikum ucapku semua menjawab waalaikum salam. saya Dilan semua teriak tauuu, lalu aku melanjutkan saya bukan murid baru yang murid baru adalah Mei Lien Mery Oei sotak semua tertawa.

Malam pun tiba, Dilan sudah berada di rumah, suasana kala itu Bandung sedang hujan. Dilan, Bunda sedang berada di ruang tengah bersama kak Ida, Bunda tiba tiba bilang berita soal petrus, kata Bunda berita ini terjadi di kota-kota besar di Jawa yang disebut peristiwa penembakan misterius dan di singkat petrus, hampir setiap hari mayat ditemukan di jalananan.

Esok pun tiba Dilan kembali sekolah. Setelah di sekolah ada peristiwa perkelahian dari Dilan dan Anhar, esoknya mereka dipanggil ke sekolah, lalu semakin hari si Fuqon semakin deket aja dengan Mei Lien Mery Oei, meskipun begitu Dilan tidak patah semangat, dengan berbagai cara Dilan lakukan seperti belajar bahasa cina dan membacakan puisi.

Hari libur sekolah pun tiba, aku menonton acara tinju di rumah, biasanya rumahku ramai setiap ada acara tinju. Tidak tau hari itu terasa sepi, pikirku semua pasti pada sembunyi di sebabkan adanya petrus. Malamnya setelah pulang ngaji aku dan teman-teman nongkrong di pos ronda setelah saling bercanda, kami memutuskan untuk pulang, sesampai di depan rumah aku kaget ada mobil di depan rumah, tiba tiba ada yang mengitrogasiku dan ternyata itu ayahku.

Esoknya aku pun berangkat sekolah seperti biasa dan bertemu Mei Lien Mery Oei. . Meskipun masih SD, itu adalah cinta pertamaku walapun cinta monyet tapi itu semua hal yang lumrah, singkat cerita saat bulan ramadan kami menjalankan ibadah puasa, setelah bulan ramadhan selesai kami mendapatkan surat yang diantar wati “ini surat buatmu,”ucap wati setelah membaca surat itu aku menemui nanang fajar agus dan mereka menangis saat membaca isi suratnya, dan hari itu adalah patah hati dan sedih, rasanya pada hari itu tidak mengenakkan, bayangan dan segala kenangan tentang Mei Lien, masih teringat jelas di kepalaku. Kuambil sepedaku kukayuh dengan kencang dan aku merasa di situ ada bagian yang hilang.

Aku menghela napas panjang utuk menenangkan pikiranku dan berbicara pada diri sendiri, selamat jalan Mery, terimakasih hari hari yang indah saat kau masih di sini, kamu sahabat terbaik, terimakasih juga atas kata kata baik dan pemikiranmu, aku menaruh sebuah harapan dan percaya jika suatu saat nanti aku dan kamu dipertemukan kembali. Aamiin.

Singkat cerita kami melaksanakan ujian sekolah dan mendapatkan nilai yang sangat baik, tentu saja nanti ada pertemuan orangtua dan murid, dalam pertemuan itu semua hadir kecuali Mei Lien dan orangtuanya karena mereka sudah pindah ke Semarang. Rasanya sangat aneh jika tidak melihat Mei Lien lagi di kelas, semuanya menjadi sunyi melihat satu bangku yang kosong di samping Atikah, yang kemudian pada akhirnya menjadi tempat duduku sampai aku lulus sekolah dasar. Wo Ai Ni, Mei Lien Mary Oei. Dan akan selalu begitu, tidak peduli berapa lama berlalu.

Novel ini yang berjudul Dilan 1983 membuat nostalgia para pembaca kembali ke masa SD dan mengingat ingat masa cinta monyet mereka, penulis mampu membuat pembaca bisa menggugah imajinasinya, dialognya juga bagus, ada adegan suka dukanya di isi buku sehingga menggugah emosi para pembaca, banyak celotehan yang mengingat masa SD, ini mungkin hanya tentang buku cinta monyet biasa yang sering dialami manusia banyak juga arti dalam kehidupan yang dapat kita ambil dari kisah Dilan semasa waktu kecil.

Jika anda ingin  bernostalgia, buku ini memiliki kelebihan yaitu dapat mengingatkan masa-masa SD dan dengan gaya bahasa yang bagus dan membuat penokohan sangat kuat, novel ini akan terhubung pada pembaca. Tetapi dari sekian banyak kalimat di isi novel ada sebuah kesalahan dalam pecetakan sehingga para pembaca agak kesulitan dan tidak enak saat di baca, namun hal itu tidak berpengaruh besar karena novel ini sangat bagus.

Secara kesluruhan novel karya Pidi Baiq khusunya yang berjudul Dilan 1983 yang menggambarkan kehidupan masa kecil seseorang dan itu sangat realita dalam kehidupan sehari hari seperti persahabatan,cinta monyet dan kehilangan seseorang, novel ini direkomendasikan untuk pembaca yang meminati genre romance dan yang ingin bernostalgia pada cinta monyetnya.

 

Info Buku                                       

Pengarang   : Pidi Baiq

Penerbit        : Bandung: Pastel Books

Genre             : Romance

Cetakan        : 2024

Tebal              : 205 Halaman

ISBN               : 978-623-5866-48-2

Harga             : Rp 73.740

Tentang Penulis

Saya Farizzal Qurniawan Hendra Saputra, Mahasiswa Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta, Fakultas Adap dan Bahasa, program studi Tadris Bahasa Indonesia, Saya lahir di Surakata 20 Juli 2005, saya memiliki hobi joging dan bermain sepak bola.

Resensi: Dilan 1983: Wo Ai Ni Resensi: Dilan 1983: Wo Ai Ni Reviewed by Redaksi on Desember 21, 2024 Rating: 5

Tidak ada komentar