Sasaeng: Sisi Gelap Dunia K-Pop
womantalk.com |
SASAENG CULTURE
Sasaeng: Sisi Ekstrim dari Fandom
Oleh:
Muhammad Yoga Pratama
Pada
dasarnya fandom yang merupakan
singkatan dari fan kingdom adalah
suatu perkumpulan berisi orang-orang yang disatukan karena memiliki kesamaan,
yaitu dengan mengidolakan boyband,
girlband, atau solois yang merupakan pelaku industri musik di Korea. Karena
industri musik Korea yang selalu merajai jajaran top chart tangga lagu, tidak heran jika fandom tersebar hampir di seluruh dunia. Masing-masing grup atau
solois mempunyai fandom-nya sendiri.
Seperti BTS dengan ARMY, EXO dengan EXO-L, TWICE dengan ONCE, dan masih banyak
lagi. Fandom hadir untuk mendukung
dan membela idola mereka agar terus sukses dan selalu unggul. Seperti membeli
album, datang ke konser, selalu update
dengan karya yang dibuat atau sekedar aktivitas-aktivitas yang dilakukan di
media sosial, dan masih banyak lagi. Bahkan sampai dibuat fanbase di media sosial yang biasa digunakan untuk membagi berbagai
macam hal tentang idol tersebut.
Dari
sini, peranan fandom memang sangat
berarti untuk idol karena idol tidak akan bisa sukses tanpa
dukungan dari fandom mereka. Namun
untuk fandom sendiri masih terus
menuai pro dan kontra hingga sekarang karena hadirnya fandom memang bagus dalam segi solidaritas. Penggemar sering
mendapatkan kekuatan dan semangat dari kemampuan mereka untuk
mengidentifikasikan diri mereka sebagai bagian dari kelompok penggemar lain
yang berbagi kesenangan yang sama dan menghadapi permasalahan yang sama
(Jenkins, 1992). Namun terkadang apa yang mereka lakukan juga melewati batas
wajar, karena sering bersikap berlebihan, obsesi dengan berlebih, dan
konsumtif. Untuk perilaku dan tabiat dari fans
seperti itu memang meresahkan, tapi tidak terlalu parah karena itu adalah
bentuk dan cara untuk memuaskan diri sendiri sebagai penggemar. Namun ada beberapa orang yang menganggap diri
mereka adalah fans, tapi sikap yang mereka berikan tidak sesuai moral sampai
melanggar norma yang ada. Orang-orang seperti itu disebut sebagai sasaeng fans.
Dalam
bahasa Korea, Sasaeng berarti kehidupan pribadi. Sa artinya
pribadi dan Saeng artinya kehidupan. Dengan kata lain, sasaeng fans adalah penggemar yang
terlalu mengidolakan seseorang sampai ingin masuk ke kehidupan pribadi dari
idolanya. Tidak seperti fans biasa
yang tergabung dalam fandom, sasaeng punya hasrat yang jauh lebih
ekstrim. Mereka sampai mempunyai rasa untuk memiliki sang idol. Sasaeng juga dianggap bukan sebagai fans, melainkan sebagai stalker
atau penguntit. Karena sasaeng
seringkali mengikuti idol-nya sampai
kediaman pribadi atau asrama yang ditinggali idol dan itu merupakan tindakan kriminal. Sasaeng erat ikatannya dengan perilaku fanatisme dengan tingkat
obsesif yang melebihi batas wajar, seperti cult.
Fanatik
(Hidayatullah dalam Handoko & Andrianto, 2006) dapat diartikan sebagai
sikap seseorang yang melakukan atau mencintai sesuatu secara serius dan
sungguh-sungguh, sedangkan “isme” dapat diartikan sebagai suatu bentuk
keyakinan atau kepercayaan. Jadi para sasaeng
akan selalu menganggap dan percaya jika segala hal yang mereka lakukan atas
dasar bentuk cinta kepada sang idol,
tidak peduli bagaimanapun cara yang mereka lakukan dalam mengekspresikan hal
tersebut. Tidak peduli meskipun apa yang mereka lakukan tergolong dalam
tindakan kriminal.
Mengutip
dari pramborsfm.com, ada beberapa
metode yang biasanya digunakan sasaeng
dalam melancarkan aksinya seperti yang dilansir dari Koreaboo. Pertama, sasaeng
akan memanfaatkan media sosial sebagai ladang dalam mencari informasi seputar idol mereka. Dari yang idol tersebut bagikan sendiri di media
sosial pribadi, media sosial dari agensi atau label, dan beberapa akun yang
merupakan fanbase dari idol tersebut. Sasaeng bisa terus memantau idol
mereka melalui itu. Kedua, layaknya fans
biasa yang mengandalkan fanbase dalam
berbagi segala hal tentang idol
mereka. Sasaeng juga saling bertukar
informasi sesama sasaeng dengan
imbalan uang. Ketiga, mencari pekerjaan yang bisa membantu mendapatkan
informasi dari sang idol, seperti
bekerja di perusahaan telepon atau bekerja di agensi yang menaungi tersebut.
Fanatisme dan obsesif
yang berlebihan merupakan simbolik yang toxic
Oleh: Dicky Bagus Pratama
Tiap
orang bisa menjadi fans, yang awalnya sekadar ingin menikmati secara ‘normal’
malah jadi berlebihan. Kenapa bisa orang-orang yang awalnya biasa-biasa saja
lalu berubah menjadi fans? Banyak faktor yang dapat mengubah kepribadian
seseorang, contohnya daya tarik yang diberi dari orang yang dikagumi tersebut
berhasil menarik hatinya, lalu ada visual-visual yang memang memanjakan matanya
(contoh: fisik, ya ini memang fakta. Kebanyakan orang terjatuh pada hal ini),
ada juga yang memang memiliki skill dan bakat dalam bidang tertentu dan
kita yang mengikuti dalam bidang tersebut jadi amaze terhadap pelaku tersebut,
dan yang terakhir kemungkinan kecil adalah latar belakang orang yang dikagumi
tersebut berhasil menarik empatinya, sehingga dia merasa kagum pada orang
tersebut. Dan tahap fans itu ada dua, yaitu yang pertama fans yang memang
nge-fans terhadap personal tersebut secara normal dan yang kedua ada fans yang
nge-fans terhadap personal tersebut sampai diluar batas ‘normal’ yang artinya
sudah over-reacted. Fans yang sudah melebihi batas normal biasanya
tercipta karena adanya faktor-faktor tertentu, yaitu fanatisme dan obsesif yang
berlebihan.
Jika
ditelusuri lebih dalam, sebenarnya kata fanatisme berasal dari kata fanatik,
yang dalam kamus bahasa Indonesia artinya adalah teramat kuat kepercayaan
(keyakinan) terhadap ajaran (politik, agama, dsb) menurut Winston Churchill
bahwa “A fanatik is one who can't change
his mind and won't change the subject” dengan artian bahwa seseorang yang
fanatik yang mana tidak bisa berubah pemikirannya dan tidak akan berubah pokok
materi. Fanatik berbeda dengan fanatisme, fanatik merupakan sifat yang timbul
saat seseorang menganut fanatisme (faham fanatik), sehingga fanatisme itu
adalah sebab dan fanatic merupakan akibat. Fanatisme didefinisikan sebagai
pengabdian yang luar biasa untuk sebuah objek, di mana "pengabdian"
terdiri dari gairah, keintiman, dan dedikasi, dan "luar biasa"
berarti melampaui, rata-rata biasa yang biasa, atau tingkat. objek dapat
mengacu pada sebuah merek, produk, orang (misalnya selebriti), acara televisi,
atau kegiatan konsumsi lainnya. Fanatik cenderung bersikeras terhadap ide-ide
mereka yang menganggap diri sendiri atau kelompok mereka benar dan mengabaikan
semua fakta atau argumen yang mungkin bertentangan dengan pikiran atau
keyakinan (Chung, Beverland, Farelly, 2008).
Obsesif
sendiri memiliki arti dimana individu tersebut sudah memasuki fase
ketergila-gilaan yang sudah diluar batas, sehingga muncul ketertarikan yang
melampaui rasa biasa dalam memiliki. Obsesif memiliki persamaan dengan
fanatisme, yaitu sama-sama muncul perasaan yang melebihi batas dalam hal
keinginan yang ingin dimiliki tersebut, karena adanya obsesi maka bisa
terciptanya pribadi yang memiliki sifat fanatisme yang tinggi.
Seorang
fans yang memiliki sifat fanataisme tinggi akan mengakibatkan rasa obsesif yang
berlebihan, contohnya fans yang sudah tergila-gila atau sangat terobsesif pada
idolnya, dia pasti akan melakukan apapun demi tujuannya dia akan melakukannya
tanpa rasa takut dan dengan beraninya mengganggu privasi idol entah itu idol
dari grup yang mereka gemari atau idol dari grup lain. Fans seperti ini
biasanya disebut dengan sebutan ”sasaeng”. Sasaeng fans merupakan seorang
individu atau kumpulan orang yang melakukan tindakan atau perilaku yang sudah
melebihi batas wajar guna untuk memuaskan diri mereka sendiri. Lalu tindakan
seperti apa yang mereka lakukan? Tindakan yang sering dilakukan seperti
menggali informasi idola entah itu nomor telepon, alamat hotel yang mereka
tempati saat melakukan tour, alamat rumah ataupun alamat dorm yang mereka
tempati bahkan mereka dengan nekat akan mengusik keluarga dari idol, namun
bukan hanya itu saja tindakan yang pernah dilakukan oleh “sasaeng” tersebut,
ada yang lebih ekstrim yaitu dengan mengirimkan pesan berdarah. Knetizen
(sebutan netizen korea) menganggap bahwa sasaeng fans bukanlah fans melainkan
seorang ‘stalker’ (pelaku stalking), dan stalking yang dilakukan sasaeng fans
sudah merupakan tindakan yang melanggar hukum seperti masuk rumah atau asrama
idola tanpa ijin sehingga Knetizen menyebut sasaeng fans seorang kriminal.
Perilaku Sasaeng
yang Menjadi Sisi Gelap Dunia Hiburan
Oleh:
Nadine Churnia Putri
Banyak
penelitian yang menyatakan bahwa tujuan kebanyakan pengguna internet
menggunakan internet yaitu untuk mencari hiburan. Hal ini menyebabkan arus
hiburan baik dari dalam negeri hingga mancanegara bergerak cepat. Salah satu
arus hiburan yang sedang dalam puncaknya yaitu Korean Wave. Fenomena Hallyu
sendiri merupakan istilah yang diberikan untuk peristiwa tersebarnya budaya pop
Korea yang dapat mendorong globalisasi kebudayaan Korea (Shim, 2006).
Penyebaran kultur Korea, paling banyak dipengaruhi oleh Korean Music atau yang kebanyakan orang kenal dengan istilah Korean Pop (K-Pop). Dalam K-Pop ini,
banyak sekali boyband, girlband, dan
juga solois dengan pesonanya masing-masing dan tentu saja mereka memiliki
penggemar masing-masing.
Tampak
manis terlihat dari luar karena kekompakan mereka yang berjuang agar artis
favoritnya mendapat pengakuan dari orang banyak. Akan tetapi, dunia perfandoman ini tidak semanis apa yang orang-orang
liat. Para penggemar akan melakukan apa saja untuk artis kegemarannya. Perilaku
yang biasanya disebut fanatisme
dimana perilaku suatu fandom menguat
dan menyebabkan para individu kurang dapat mengontrol perilakunya (Maya, 2015).
Fanatisme
ini dapat menimbulkan perilaku obsesif terhadap seseorang yang terkadang tidak
normal. Penggemar fanatik dalam budaya K-Pop
ini biasa disebut dengan sasaeng. Sasaeng merupakan orang obsesif yang
berkedok sebagai penggemar. Mereka biasanya melanggar privasi para idolnya,
seperti mengikuti jadwal privat, menguntit hingga memasuki asrama para idolnya
karena mereka berpikir mereka telah “memiliki” artis-artis tersebut dengan
landasan mereka membeli pernak-pernik idolanya. Penggemar “normal” pun
terkadang geram dengan perilaku para sasaeng
yang terkadang melewati batas. Tak sedikit juga artis yang geram dengan
perilaku para sasaeng. Seperti yang
diekspresikan oleh para anggota WayV,
sub-unit grup bernama NCT, pada Januari 2021, mereka mengunggah foto para sasaeng ke media sosial Bubble LYSN yang
menguntit mereka ke tempat penyutingan film mereka. Masih sama dengan grup NCT,
salah satu anggotanya yaitu Yuta pernah tertangkap memberikan “jari tengah”
kepada sasaeng yang tengah
menguntitnya di depan asrama yang sangat menganggu kegiatan para anggota dan
juga para tetangga.
Perilaku
sasaeng tak hanya menganggu kegiatan
para idol namun juga dapat mencelakai mereka. Seperti salah satu peristiwa yang
terjadi pada salah satu anggota grup SEVENTEEN, Joshua, yang menjadi target
kekesalan para sasaeng dengan cara
melempari barang terhadapnya lantaran Joshua kurang senyum di salah satu acara.
Tak cukup melempar barang, insiden kecelakaan disengaja juga terjadi pada
Heechul dari grup generasi kedua K-Pop, Super
Junior. Dia beberapa kali diikuti oleh sasaeng
sampai menyebabkan cedera pada kaki kirinya.
Selain Joshua, Taecyon anggota grup 2PM juga pernah
mendapat kiriman surat dari sasaeng yang ditulis dengan darah menstruasinya dan
juga ditaburi dengan beberapa helai rambut pubic
(kemaluan). Surat itu bertuliskan ‘surat ini untuk Taecyon, aku
mempersembahkan darah mestruasiku dalam sepucuk surat ini. Aku tidak akan
pernah bisa hidup tanpa kau’.
Anggota band TVXQ, Yunho pernah diracuni oleh sasaeng
yang mengakibatkan dirinya mengalami gangguan pencernaan cukup parah. Anggota
Bigbang Taeyang dan G-Dragon juga pernah mendapat surat berisi ancaman dari
sasaeng, yang ditulis dengan darah hasil melukai dirinya sendiri. Selain
Taeyang dan G-Dragon, Kim Heechul dari SuJu dan Seungri dari Bigbang juga
pernah mengalami kecelakaan, karena mobil yang dia naiki diikuti jarak dekat
oleh sasaeng.
Tak
hanya dalam K-Pop saja yang memiliki penggemar fanatik. Kasus yang terjadi
setahun yang lalu di Indonesia, dialami oleh penyanyi pop Jawa terduga
disebabkan oleh penggemar fanatiknya. Dilansir oleh Tirto.id, Alphard penyanyi
dangdut ini dibakar oleh seseorang yang diduga fans beratnya. Setelah melakukan
penyelidikan, polisi menangkap satu pelaku yang memiliki barang bukti terkait
dengan pembakaran Alphard tersebut. Tak hanya barang bukti yang ditemukan namun
terdapat juga tas yang berisikan benda-benda seperti ‘jenglot’ dan ‘pring
petuk’ yang biasanya digunakan untuk keperluan mistis
Tentunya,
tujuan dunia hiburan yaitu memberikan hiburan bagi banyak orang. Akan tetapi,
segala sesuatu pasti memiliki sisi gelapnya masing-masing. Seperti perilaku
para sasaeng atau penggemar fanatik
yang menjadi sisi gelap dunia hiburan bertahun-tahun. Pesan untuk semua
penggemar seorang artis ataupun grup, gemarilah mereka dengan jumlah yang
normal. Jadikan mereka sebagai motivasi dan pemberi semangat, jauhi dari mentality bahwa kalian memiliki atau
mengontrol idola kalian.
Dampak dan Akibat “Sasaeng Culture”
Oleh: Reza Nalendra
Sasaeng sendiri sudah melebihi batas dari sekedar fans pada umumnya, bahkan bisa dibilang
sangat merugikan bagi pihak idolanya. Beberapa dampak yang terlihat sangat
merugikan akibat dari perilaku sasaeng adalah tentang privasi dari sang idola,
yang dimana sasaeng fans ini rela
menunggu didepan rumah ataupun apartemen sang idola selama 24 jam dan tentu
saja menganggu ketenangan dari idol
tersebut, kemudian ada yang sampai mengikuti atau menguntit kegiatan dari sang
idola, bahkan sang idol sampai
mengalami kecelakaan mobil akibat untuk menghindari rute yang dilewati oleh sasaeng tersebut.
Dampak tersebut tidak hanya dialami oleh idol atau
artis yang bersangkutan tetapi membuat nama kelompok atau golongan dari fans
tersebut menjadi pembicaraan negatif dari sekelompok fans idol lainnya akibat
dari perilaku sasaeng fans tersebut.
Tetapi tentu saja diantara sekolompok fans
dari idol tersebut juga ada salah
satunya termasuk sasaeng fans, hanya
saja sebuah pembicaraan yang ramai dibacarakan bisa menjadikan dua keuntungan
dan kerugian.
Keuntungan nya adalah orang yang tidak tahu menahu
tentang karya dari idol tersebut
menjadi penasaran dan mencari tahu informasi maupun karya dari idol yang sedang bersangkutan. Tentunya
menjadi kan nama dari idol tersebut naik karena hasil penasaran dari orang yang
awalnya tidak tahu tentang idol yang
bersangkutan. Dan kerugian nya beberapa orang yang tidak menahu soal
permasalahan sasaeng fans menyamakan
perbuatan dari sasaeng fans dengan fans lainnya sehingga sekolompok fans
ini juga ikut terkena imbas nya dan menyamakan bahwa semua fans dari suatu idol ini sama semua. Sehingga ini juga bisa menjadi
sebuah pemicu terjadi nya fans war
karena terjadinya kesalahpahaman terhadap sekolompok orang yang bersangkutan
yaitu fans yang menjadi sewajarnya fans atau fandom yang dianggap sama seperti sasaeng fans padahal kenyataan nya tidak seperti itu.
Menurut pandangan dari orang awan, sasaeng
ini seperti memiliki dorongan yang kuat untuk melakukan segala cara demi
bisa bertemu atau mendapatkan attention
dari sang idolanya. Tetapi yang dilakukan oleh sasaeng fans ini sangat berlebihan kelewat batas dan membuat banyak
fans lain nya ikut geram. Disatu sisi
tindak hukum bukan akhir dari sasaeng
fans karena bagaimana pun juga mereka bagian dari fans dan membuat agensi dari pihak idol mempertimbangkannya kembali agar populasi fans dari idol tersebut
tidak menurun.
Jika menurut pandangan psikologi ada yang namanya Delusi erotomania yang merupakan
gangguan yang membuat seseorang sangat yakin kalau ada yang menyukainya sama
seperti layaknya dia menyukai orang tersebut tetapi sebenarnya imajinasi
tersbut jauh dari kenyataan sebenarnya. Delusi
Erotomania bisa dikaitkan dengan apa yang terjadi pada sasaeng fans bahkan fans
lainnya, karena para penggemar ini membayangkan bahwa seolah-olah menyukai
secara personal fans tersebut yang
secara tidak langsung dia merasa bahwa itu benar-benar terjadi dan melakukan
segala cara demi mewujudkkan apa yang ada didalam imajinasi dari seorang fans tersebut.
Kita tidak tahu sampai kapan sasaeng fans ini akan terus ada, tetapi satu hal yang menjadikan
nya sangat tidak pantas adalah karena attitude
dari seorang sasaeng fans itu sendiri
tidak mencerminkan dari kata fans.
Fanatik yang berlebihan juga membuat seseorang menjadi lupa pada dirinya
sendiri yang mengabaikan keaadan atau kondisi yang ada disekitarnya demi
melakukan suatu tujuan untuk mendapatkan attention
dari idol yang di idolakan nya tersebut. Sedangkan apa yang sebenarnya
dilakukan sasaeng fans ini
benar-benar salah apalagi sampai menganggu privasi dari idol yang di idolakannya.
Daftar Pustaka
Fauziah, Rizka., dan Diah Kusumawati. 2015. Studi
Deskriptif Kualitatif tentang Penggunaan Media SosialTwitter pada Hottest
Indonesia sebagai Followers Fanbase @taeckhunID, @2PMindohottest dan Idol
Account @Khunnie0624. FANDOM K-POP DAN MEDIA SOSIAL. 3, 4, 9.
Menge, Katharina. 2019. “Mengenal Budaya
Sasaeng Fans di Korea Selatan. Apa itu Sasaeng Fans?”, https://womantalk.com/celebrity/articles/mengenal-budaya-sasaeng-fans-di-korea-selatan-apa-itu-sasaeng-fans-D51kd,
diakses pada 3 Juli 2021 pukul 03.15.
PramborsFM. 2021. “3 Metode yang Digunakan
Sasaeng untuk Cari Infromasi tentang Idola K-Pop”, https://www.pramborsfm.com/entertainment/3-metode-yang-digunakan-sasaeng-untuk-cari-infromasi-tentang-idola-k-pop/all,
diakses pada 3 Juli pukul 03.40
Seftian, Kevin. 2020. “Fandom adalah Istilah
Beken dan Lekat dengan K-Pop”, https://magdalene.co/story/fandom-k-pop-army-bts,
diakses pada 2 Juli 2021 pukul 20.45.
Tartila, Pintani L. 2014. FANATISME FANS KPOP
DALAM BLOG NETIZENBUZZ.
Acosta, Zofiya. (2021). WayV members put sasaeng fans on blast. Preen.ph website: https://preen.ph/120152/nct-wayv-call-out-sasaengs-bn. Diakses
pada 1 Juli 2021.
Jalantikus.com. (2019). 7 Teror Fans K-Pop
(Sasaeng) yang Paling Ekstrim, Ada yang Nyaris Dibunuh? | Jalantikus.com | LINE
TODAY. LINE TODAY website: https://today.line.me/id/v2/article/9P0Z5q. Diakses pada 2
Juli 2021.
Maya, N. (2015). Fenomena
Cyberbullying Di Kalangan Pelajar. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Tribhuwana Tunggadewi, 4(3), 42427.
Shim, Doobo. (2006). ”Hibridity and The Rise of Korean Popular Culture in Asia”. Dalam
Media, Culture, and Society Vol.28
(1). London: SAGE Publication.
Zakki Amali, & Antara. (2020). Kronologi Alphard Via Vallen Dibakar: Pelaku
Diduga Fans Berat. tirto.id website: https://tirto.id/kronologi-alphard-via-vallen-dibakar-pelaku-diduga-fans-berat-fMvi.
Diakses pada 1 Juli 2021.
None. (2019). 10 Perilaku ‘Sasaeng Fans’ K-Pop, Tulis
Surat dari Menstruasi Hingga Racuni Sang Idola!’. grid.id website: https://www.grid.id/amp/041606657/10-perilaku-sasaeng-fans-k-pop-tulis-surat-dari-darah-menstruasi-hingga-racuni-sang-idola?page=all
Mackellar, Joanne. 2006. Fanatics, fans or
just good fun? https://www.academia.edu/4726057/Fanatics_fans_or_just_good_fun_Travel_behaviours_and_motivations_of_the_fanatic
Fuschillo, Gregorio. 2020. Journal of
Consumer Culture “Fans, Fandoms, or Fanaticism?” https://www.researchgate.net/publication/322273679_Fans_Fandoms_or_Fanaticism
Chaplin, J. P. (2008). Kamus Lengkap
Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Nastiti, Aulia. D. 2010. “Korean Wave” di
Indonesia: Antara Budaya Pop, Internet, dan Fanatisme Pada Remaja (Studi Kasus Terhadap
Situs Assian Fans Club Di Indonesia Dalam Perspektif Komunikasi Antar Budaya).
Journal of Communication.
Jenkis, H. (1992). Textual Poachers:
Television Dan Partisipatory Culture Studies in Culture And Communication. New
York: Routledge.
Thorne, S. (2011). An Exploratory
Investigation of The Theorized Levels of Consumer Fanaticism. Market Research:
An International Journal, 14(2), 160–173.
Asrizal. (2018). 5 Penyakit Psikologis yang Banyak Diderita
Fans Artis KPop Garis Keras. idntimes.com website: https://www.idntimes.com/science/experiment/asrizal/5-penyakit-psikologis-yang-banyak-diderita-kpopers. Diakses pada 4 Juli
2021.
Garjito, Dany &
Chozanah, Rosiana. (2020). Psikolog berbicara Tentang ‘Sasaeng’, Penggemar
Obsesif yang Rugikan Idola. suara.com website: https://www.suara.com/health/2020/02/02/190213/psikolog-berbicara-tentang-sasaeng-penggemar-obsesif-yang-rugikan-idola?page=1. Diakses pada 4 Juli
2021.
Tidak ada komentar