Puisi: Di Atas Tanah



Selamat pagi rindu

Bermandikan pijar arunika
Melantunkan masa-masa kelam
Yang pergi ialah luka-luka
Yang datang ialah suka-suka

Bersumber dari Rahim
Kenangan lahir beserta tali kerinduan
Bersemayam dalam senyap
Hening dan pilu
Jika aku melupa

Yogyakarta/22/03/2020


Stasiun Lempuyangan

Derap roda kereta memecah keriuhan kendang telinga
Stasiun dilahap oleh gelap
Seperti hidangan penunda lapar
Malam ini, aku mengunyah masa lalu
Bersandar di tembok, menulis nama-nama
Desa di Jemala, lalu ku hapus satu-persatu
Ingatanku menepi
Dan diri ini semakin asing
Tuk ku ziarahi kembali

Yogyakarta, 2020.


Di atas tanah

Aku tumbuh mekar dan subur di atasmu
Jejak-jejak tertinggal pada dinding waktu
-
Aku khawatir musnah di atasmu
Dan lebur menjadi seperti dirimu

Yogyakarta, 2020.


Lekaslah Terang :
Untuk Siti Ayu Fatmawati

Setiap malam
Aku berziarah kepada ingatan
Kepada rindu yang telah lama hilang dari kenangan
Kenangmu jadi kangenku
Aku berdzikir pada butir-butir tasbih harapan
Melolong dengan penuh perih

Ku sanjung-sanjung
Goresan yang telah usang
Oleh aliran waktu
Berpura-pura terang
Padahal pendarnya berkurang
Karena waktu tak mengizinkannya
Untuk sembuh darinya

Yogyakarta, 2020.




BIODATA PENULIS

Syamsul Bahri, lahir di Subang 12 Juli 1995. Seorang guru dan penulis puisi di salah satu lembaga Yogyakarta. Saat ini sedang menempuh studi di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Alumni Bengkel Teater Rendra dan juga menjadi pegiat Komunitas Seni Budaya (KSB) UNY di Yogyakarta. Sedang menyelesaikan buku pertamanya yang berjudul Siklus Rindu.

Puisi: Di Atas Tanah Puisi: Di Atas Tanah Reviewed by takanta on April 05, 2020 Rating: 5

Tidak ada komentar