Resensi: Malioboro at Midnight

 

 


Jadi, orang lama atau orang baru?

Oleh: Shendy Faesa Widiastuti

Malioboro at Midnight adalah novel kelima yang yang telah diterbitkan oleh oleh Skysphire semenjak menulis dua tahun lalu. Skysphire adalah seorang penulis platform online atau yang biasa disebut sebagai penulis Alternate Universe (AU) di akun Twitternya yaitu @skysphire. Skysphire lahir di Jakarta pada 27 September 2001.

Skysphire juga sudah banyak menulis cerita AU diantara yaitu Dago Love Story, Dago Setelah Hujan, dan yang baru-baru ini ditulis yaitu Wednesday by the bay. Skysphire juga telah menerbitkan beberapa buku diantaranya yaitu Dago Love Story, Dago Setelah Hujan, Bandara Stasiun dan Tahun-Tahun Setelahnya, dan Midnight Diaries.

Setelah menulis Malioboro at Midnight penulis kemudian juga menulis novel Midnight Diaries by Malioboro Hartigan, dimana novel ini sebenarnya saling berkaitan. Novel Malioboro at Midnight berpusat pada Serana Nighita sedangkan novel Midnight Diaries by Malioboro Hartigan ini hanya bercerita atau berfokus pada sudut pandang Malioboro Hartigan sang tokoh utama laki-laki.

Komunikasi menjadi hal yang penting dalam sebuah hubungan, terlebih lagi dalam menjalani hubungan jarak jauh, komunikasi menjadi kunci utama dalam mempertahankan hubungan dan kepercayaan satu sama lain. Ingin sesayang apapun kita jika komunikasi buruk bagaimana kita bisa menyampaikan perasaan kita dan bagaimana kita bisa saling percaya?

Itulah perasaan Serana Nighita yang merasa hidupnya berubah setelah ditinggalkan oleh kekasihnya, Jan Richard. Jan Richard adalah seorang penyanyi yang bercita-cita sukses di Jakarta. Hubungan mereka telah dimulai sejak SMA kemudian perlahan memudar ketika Ricard mulai popular dan meninggalkan Sera di Jogja yang mebuatnya merasakan kesepian yang mendalam.

Sera mengalami malam-malam yang penuh kesedihan, di tengah kesedihannya Sera bertemu dengan Malio secara tidak sengaja. Kehadiran Malio dalam kesedihannya perlahan mengubah hidup Serana. Mereka perlahan membangun pertemanan yang hangat, dan membuat Sera merasakan adanya seseorang yang peduli kepadanya. Namun, bagaimana dengan hubungannya dan Jan Ricard? Apakah semakin rumit? Dan benarkah, tanpa sadar Malio menjadi ‘Midnight’ terbaik sera?

Dalam novel ini, penulis menyajikan kisah kehidupan Serana Nighita dengan sangat ringan, dan menggunakan bahasa non-formal ataupun bahasa kekinian yang sangan mudah untuk dipahami pembaca khususnya remaja saat ini. Novel ini cocok utuk dibaca remaja akhir hingga dewasa muda dengan rentang usia 16-25 tahun, karena cerita dalam novel ini yang sederhana dan ringan sehingga sangat mudah untuk dipahami terlebih lagi pada usia tersebut cenderung ingin tau ataupun merasakan bagaimana rasanya jatuh cinta dan mendapat perhatian dari seseorang, oleh karena itu novel ini menjadi relatable bagi para remaja.

Alur cerita dalam novel ini menggunakan alur maju-mundur. Pada awal cerita pembaca akan dibawa ke alur maju terlebih dahulu, kemudian di pertengahan cerita pembaca akan diarahkan untuk flashback cerita masa lalu dari para tokoh. Hal ini sengaja untuk membuat para pembaca penasaran dan merasa menarik untuk membaca kelanjutan cerita.

Novel ini mengangkat tema cerita kesepian dan cinta segitiga, yang dimana membuat cerita pada novel ini standar dan klasik dikalangan cerita lainnya. Hal ini menjadikan kekurangan pada novel ini dimana alur ceritanya sangat mudah ditebak oleh pembaca, pada pertengah cerita pembaca sangat mudah menebak siapa yang akan dipilih Sera pada akhir ceritannya.

Namun, novel ini juga mendapat banyak komentar positif, dimana pembaca jatuh cinta pada karakter Malio. Penulis berhasil membuat penokohan pada cerita ini sehingga membuat pembaca jatuh cinta khususnya kalangan perempuan yang berharap karakter seperti malio ada di dunia nyata.

Secara keseluruhan, Malioboro at Midnight adalah novel yang emosional dan menyentuh, melalui karakter Serana pembaca diajak merenungi arti kebahagiaan dan hubungan yang sehat, sementara melalui karakter Malio menjadi simbol dari harapan dan kehangatan di Tengah kesepian. Novel ini layak dibaca terutama bagi kalangan remaja dan dewasa muda.

 

IDENTITAS BUKU

Judul : Malioboro at Midnight

Pengarang : Skysphire

Penerbit : PT Bukune Kreatif Cipta

Cetakan : Pertama, 31 Maret 2023

Tebal : vi+430 halaman

ISBN   : 978-602-220-490-9

Harga Buku : Rp. 99.000,-

 

Tentang Penulis

Saya adalah Shendy Faesa Widiastuti, lahir pada tanggal 8 Oktober 2004 di Boyolali. Seorang perempuan berusia 20 tahun yang memiliki kegemaran menonton drama Korea. Saya menganggap setiap momen dalam hidup saya sangat berharga dan berarti. Saya saat ini sedang menempuh pendidikan di UIN Raden Mas Said Surakarta, jurusan Tadris Bahasa Indonesia. Dengan semangat dan keinginan untuk menghargai setiap perjalanan hidup, Saya berusaha untuk meraih impian dan mencapai kesuksesan di masa depan.

Resensi: Malioboro at Midnight Resensi: Malioboro at Midnight Reviewed by takanta on November 08, 2024 Rating: 5

1 komentar