Rakyat Rebutan Minyak Goreng, Partai Moncong Putih dan Partai Mercy Rebutan Kursi

 

freepik

Oleh: Ferdiansyah

Di linimasa media sosial  dan realitas kehidupan kita sebagai rakyat ramai sekali keriuhan-keriuhan. Belum usai permasalahan dugaan dana PEN sampai terjadinya demonstrasi di Kejaksaan Negeri dan kantor DPRD lalu muncul keributan-keributan langkanya minyak goreng. Banyaknya keluhan di linimasa media sosial kita terhadap kelangkaan minyak goreng. Emak-emak tak henti-henti menghabiskan waktunya untuk mengomentari kelangkaan tersebut. Di negara kita, apapun urusannya, selama itu menyangkut sepak terjang emak-emak bisa dipastikan akan viral. Masalah apa coba yang tidak viral jika itu berkaitan emak-emak? Wong film Layangan Putus saja sampai berbulan-bulan kok keriuhannya. Apalagi masalah kelangkaan minya goreng. Sudah tentu viral donk.

Anehnya, saat emak-emak sibuk antri rebutan minyak, eh muncul lagi anggota dewan yang terhormat Kabupaten Situbondo rebutan kursi. Benar-benar di luar nalar. Rakyatnya sibuk rebutan minyak sampai harus antri berjam-jam eh anggota dewannya rebutan kursi. Masih mending kalau rebutannya dengan yang bukan koalisi, eh ini malah yang satu koalisi yang rebutan kursi. Sungguh mereka tak menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila yang berbunyi: persatuan Indonesia.

Apakah selesai? Tentu saja tidak. Gonjang-ganjing terus bergulir. Partai moncong putih yang merasa dikhianati oleh sesama tim koalisinya lebih berkhutbah di mimbar media online Jurnalis Perdamaian, "pembagian kursi ketua komisi ini awalnya sudah di-setting, rencananya komisi I diberikan partai kami, Partai Moncong Putih, Komisi II Partai Beringin, Komisi III partai Kakbah, dan Komisi IV partai mercy. Faktanya, Komisi I dan komisi IV didapat oleh partai Mercy. Tentu saja ini merugikan". Tidak sampai di situ, ketua Partai Moncong putih kembali berbicara, dalam politik silakan berebut. Itu sah-sah saja, namun etika politik itu luar biasa."

Dus,  poin penting khutbah ketua moncong putih itu yang pertama bahwa pembagian kursi ketua komisi itu sudah di-setting. Alias sudah kongkalikong atau agar lebih mudah bagi-bagi kue lah.  Kedua etika politik. Dia kira, saat rakyat sibuk saling rebutan minyak goreng dan dia sibuk rebutan kursi itu beretika. Hemz. Etika bapak sangat plus-plus. Amazing maszehhh.

Karena khutbah politik Partai Moncong Putih ditujukan kepada Partai Mercy yang memenangkan dua kursi ketua komisi tentu saja partai mercy tidak terima dianggap mengkhianati hasil musyawarah mufakat, pemenang award perebutan kursi ketua komisi membalas komentar yang agak-agak heroik. Macam anak-anak SD yang mengakui kesalahan di depan gurunya, bagi ketua Partai Mercy, pihaknya siap menerima sanksi jika memang dianggap menyalahi komitmen bersama koalisi.

Pendapat saya, apa yang dikatakan ketua mercy berkaca mata itu tidak benar. Bapak tidak menyalahi komitmen kok. Justru bagi saya, yang sangat-sangat menyalahi komitmen itu jika, kata "Jika" diucapkan dengan jelas dan tebal , jika anggota dewan melakukan nepotisme. Mentang-mentang anggota dewan, proyek-proyeknya diberikan istrinya. Atau bawahan bapak di kecamatan-kecamatan diberikan sanak saudara famili. Syahdan, bapak anggota dewan tersebut pria yang sangat sayang kepada keluarganya. Gemesin banget.

Apakah sudah selesai? Belum. Mari kita bedah lagi ucapan pemenang award ketua komisi I. Setelah dinyatakan menang dan sah, ketua I kembali bergantian berkhutbah di mimbar yang sama,  "Khusus di Komisi 1, ke depan, karena kami di bagian hukum dan pemerintahan, kita akan berupaya agar kondusifitas daerah bisa kita jaga. Terutama keteriban di masyarakat. Tentu itu menjadi tanggung jawab komisi 1. Saya akan menitipkan rakyat kami di. Tujuannya agar mereka lebih taat hukum."

Alhamdulillah. Semoga niat baik bapak untuk menjaga kondusifitas daerah berjalan sesuai rencana.  Tidak cukup menjaga kondusifitas daerah, bapak anggota dewan yang terhormat itu juga akan menitipkan rakyatnya ke kepolisian. Hanya saja timbul pertanyaan pada diri saya, ini rakyat mau diapakan pakai dititip segala ke kepolisian. Nggak usah titip-menitip segala Napa. Kalau bapak mau titip, saya titip anak-anak kecil yang ditelantarkan orangtuanya, ibu-ibu yang dinikahkan secara sirri lalu ditinggalkan dengan semena-mena. Saya titip itu saja kepada bapak. Nggak usah sampai titip ke kepolisian segala. Kayak nggak ada kerjaan aja. Satu lagi pak, titip minyak goreng juga. Ya biar kondusif.

Marhaban Ya Ramadhan Pak/Ibu Anggota Dewan Yang Terhormat.

 

Rakyat Rebutan Minyak Goreng, Partai Moncong Putih dan Partai Mercy Rebutan Kursi  Rakyat Rebutan Minyak Goreng, Partai Moncong Putih dan Partai Mercy Rebutan Kursi Reviewed by Redaksi on April 01, 2022 Rating: 5

Tidak ada komentar