Puisi : Menjadi Udara dan Puisi-Puisi Lainnya Karya Rahmat Pangripto




Puisi Ala Kadarnya

Aku tak punya puisi yang bagus
Semua ( masih ) ala kadarnya

Tak seindah burung merak
Tak sesempurna pemilik sayap-sayap patah
Pulanya terlalu jauh bila disandingkan sang binatang jalang

Hanya saja,
Aku hanya selalu ingin membagikannya
Agar kau tahu perkembanganku.

Sumber Datar, 15 Agustus 2018



Tak Butuh

Yang kubutuhkan bukan gunung emas
Tak jua lautan mutiara
Aku juga tak butuh zamrud yang melingkar

Kau tahu kenapa?
Karena muslihat indah itu menjerumuskan

Bila aku mendaki gunung emas,
Juga mengarungi lautan mutiara.
Memilki lingkaran besar zamrud pun

Apakah kesemuanya itu jaminan?

Sumber Datar, 15 Agustus 2018


Menjadi Udara

Menjadi udara,
Yang paling kuinginkan sekarang

Tak ada yang mengatur segalanya

Bebas lepas tak perlu hiraukan apa pun

Menjadi udara,
Tak perlu apa pun
Tak perlu pikirkan apa pun.

Kau thau maksudku, bukan?

Sumber Datar,12 Agustus 2018


Daripada

Daripada berdebat,
Lebih baik menghindari saja

Daripada menghujat,
Lebih baik cari hiburan

Daripada hanya banding-membandingkan saja
Lebih baik aku tak peduli

Kau tahu?

Aku jenuh pada berita-berita
Opini-opini orang-orang tentang pemimpin selanjutnya

Sumber Datar, 12 Agustus 2018


Untuk Apa Kata "....."?

Aku yang masih kekananakan
Tak tahu arti kata "Gaul" yang mendikte

Jua tak mengerti apa-apa
Bila kata "Keren" yang menjerumus digaungkan

Aku tak biasa juga dengan kata "Nongkrong"
Apalagi ikutan.

Lagipula untuk apa?

Bila kata "Gaul" juga "Keren" yang selalu digaungkan
Diagungkan layaknya Raja
Hanyalah jurang hitam ?

Pulanya "Nongkrong"
Bila hanya mendikte,
Apalagi menghancurkan moral?

Sumber Datar, 15 Agustus 2018


Rindu Hujan

Hujan yang baru beberapa hari berlalu
Aku merindukannya

Aku rindu gemerisik hujan
Sambil menghirup udara lembab

Aku rindu dengan dingin menusuk
Juga genangan air

Sumber Datar, 15 Agustus 2018


Menulis Puisi

Malam ini
Dikamar ini
Aku menulis puisi

Aku tak tahu puisi mengenai apa ini.
Aku hanya menuruti penaku

Yang aku tahu sekarang,
Hanya diriku yang sedang berbaring
Sambil dengarkan musik

Hanya itu saja

Sumber Datar, 15 Agustus 2018


Janji Kelingking Janji Abadi

Janji kelingking,
Entah sejak kapan aku menggunakannya

Janji sakral persahabatan
Janji tak melupakan satu sama lain

Ini janji berurat nadi
Pantang dilanggar sampai kapanpun jua

Sumber Datar, 15 Agustus 2018

Biodata
Bernama lengkap Rahmat Pangripto. Kelahiran Sumber Datar 19 tahun lalu. Pendidikan terakhir, MA Bahrul Ulum Kuansing tamat tahun 2017 silam.
Komentar dan saran kirim ke fb : Rahmat Pangripto
Puisi : Menjadi Udara dan Puisi-Puisi Lainnya Karya Rahmat Pangripto Puisi : Menjadi Udara dan Puisi-Puisi Lainnya Karya Rahmat Pangripto Reviewed by takanta on September 02, 2018 Rating: 5

Tidak ada komentar