Puisi: Melepas Air Mata



Puisi-Puisi Buday AD*

RISALAH PERJALANAN

Pada pagi kutitikan sebuah risalah
Menjaga dalam sesuka hati dan jiwa
Inilah kisah saat hari pertama kujumpa
Dalam sebuah perihal menapaki jalan –jalan mutiara
Dengan perjuangan sekeras empat lima.

Kibarkan semangat!
Bersamaku
Kuarungi samudera yang beriak ombak
Melawan segala tantangan menghantam
Dengan doa-doa terus kulantunkan
Pada tuhan sedalam-dalam.

Semua akan berjalan sebaimana matahari mengelilingi bumi
Berserah diri menentukan hasil pada niat yang suci
Membawa senyum kembali
Setelah ikan-ikan menghampiri disetiap hari.

Jangan menyesal ketika jalan berliku
Terhantam batu-batu
Membebani hati yang sahdu
Karena Tuhan lebih tahu
Dari semua yang kita tuju.

Annuqayah, 2019


PUTUS ASA

Banyak orang berkata tentang suratan takdir yang melanda
Putus asa dengan suatu masalah
Membiarkannya larut
Tenggelam seperti tumbuhan mati yang tak hidup kembali
Hanya saja sedu-sedan yang dihaturkan pada Tuhan
Membentuk harapan mula ingin diraih meski usaha tak disertai urat nadi.

Annuqayah, 2019


RAHASIA RASA

/I/
Subuh sudah usang dikumandang
Ayam-ayam berdendang
Menanda pagi sudah menjelang
Tatkala matahari terbit menuju terang.

Semua kuukir dalam cinta menjadi terang
Pada gadis menepi di tepi hati
Memendam di hari-hari berputar
Hingga malam menjadi tempat untuk membayang
Pada cinta yang menjulang.

Bukan selayaknya aku menatap
Dibeberapa tubuhmu yang sedap
Namun mata tak bisa berpaling
Ketika keindahan menjadi penting.

/II/
‘pabila semua menjadi sempurna
Memberikan kasih sayang yang tiada tara
Akan kubawa keliling dunia
Tanpa ada orang ketiga di antara kita
Namun, semua menjadi angan-angan semata
Karena kamu lebih dulu menikah.

Kini aku melantunkan syair-syair cinta
Dalam irama sendu dan tatapan layu
Atau aku lebih memilih merahasiakan cinta
Ketimbang tertolak pertama.

Annuqayah, 2019


GUGUR Di MUSIM KEMARAU

Malam ini kita bercumbu dengan sepatah doa
Menempuh nasib yang melanda
Membawa kaku untuk maju
Pada perihal ber batu.

Janda muda tak dapat kerja
Anak yatim yang nelangsa
Memikirkan masa depan beraroma surga
Namun apalah daya harta tak bisa menjata.

Kini !
Bunga-bunga yang diimpikan
Gugur dimusim kemarau
Merisaukan pikiran
Ketika harapan gagal tergenggam.

Lubsel, 2019


RESAH

Tetangga-tetangga sedang resah
Sedangkan api tak kunjung redah
Dari lidah seorang pemarah
Membakar hati dengan suara yang melipat dahi?
Menjadi gelombang
Di telinga anak-istri

Sementara sorang petani menggurat dengan kegelisahannya sendiri
Sedangkan padi padi tak tumbuh
Hama-hama merindu
Membebani perut pada beras yang kusut.

Senang sudah ditabung
Agar untung mesulam dikemudian waku
Hingga air mata menjadi pengalir luka disetiap sawah.

Annuqayah Lubsel 2019


BERSAMA RINDU

-Nenk Tria

Di bawah langit!
Resah menjadi sengit
Di antara pertikaian menerjang kehidupan?
Dari rindu yang tak dapat ditenggelamkan
Ke dasar pertemuan.

Jadikanlah pertemuan membenci resah
Karena harapan selalu indah
Tidak untuk membayang luka
Walau semuanya membeku dengan lelah.

Entahlah!
Dengan apa rindu akan terbayar
Sementara lukisanmu tak pernah ditancapkan pada dinding kamar
Barangkali perihal tatapan
Yang membuatku mudah untuk membayang
Agar menjadi gambar dalam ingatan malam.

Bersama rinduku! aku menunggu
Membayang dari jarak yang jauh
Di kediaman harapan
Bersama hasutan cinta kian menjulang.

Annuqayah, 2019


MELEPAS AIR MATA

Tahukah engkau dari mana asal air mata?
Air mata lahir dari tetesan masalah.

Setelah harapan hancur di tengah jalan,
Beban menunggangi pikiran.

Berselimut resah berbantal gundah,
Selalu datang air mata.

Detak jam memanggil air mata,
Berdoa yang tiada lelah.

Meski tak dapat dikabulkan,
Ia masih saja melantunkan.

Kehidupan akan berubah,
Ketika usaha mendekap doa.
           
Lubsel 2019



BIODATA PENULIS

*Nama pena dari Budi Yanto Lahir di Pulau Tonduk Raas Alumni Mts Nurul Jadid sekarang tinggal di PP.Annuqayah  Lubangsa Selatan (Padepokan C03R), bergiat di Sanggar Basmalah, Mangsen Puisi, Lesehan Sastra Annuqayah (LSA), dan kuliah di INSTIKA ,puisi-puisinya nangkring di Koran Madura (Pendidikan) Malang Post, Rakyat Sumbar serta puisinya terantologi di Luapan Emosi (Kosana Publisher 2019), Rahasia Rasa (Kosana Publisher 2019), dan juara 1 lomba cipta puisi se SMK Annuqayah, juara 3 lomba cipta puisi pekan maulidia(Annuqayah LS), juara 3 lomba cipta puisi pekan 17 Agustus (Annuqayah LS).

Nama facebook : Buday AD
Hp/Email: 085319133939/085217282565 / buday255@gmail.com

Puisi: Melepas Air Mata Puisi: Melepas Air Mata Reviewed by Redaksi on September 15, 2019 Rating: 5

Tidak ada komentar