AMDAL dalam Sebuah Percakapan

metsateollisuus.fi
Oleh: Novi Dina*

Siang itu, tanpa sengaja kita bertemu di perpustakaan kampus. Aku menatapmu yang sedang kebingungan mencari buku dan aku  menghampirimu dengan malu-malu. Saat semakin mendekatimu, ternyata kamu mencari buku yang berjudul Studi Kelayakan Bisnis. Kutawarkan bukuku padamu agar kamu tidak perlu meminjamnya dari perpustakaan dan kamu mengiyakannya.
Setelah itu, aku mengajakmu ke arah kursi dan meja panjang untuk sedikit berdiskusi. Aku bertanya, "Mengapa kamu membutuhkan buku itu?"
Ternyata kamu punya tugas presentasi dari dosen. Aku sedikit tersenyum dan berkata, Cek perak ngenjem malolo, la sella melle.
Setelahnya, kembali kutanyakan perihal tugas itu dan kamu menjawab tugas presentasinya seputar Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL). Materi tersebut ada di bab 8  dalam buku Dr. Kasmir, S.E., M.M dan Jakfar, S.E., M.M. yang judulnya Study Kelayakan Bisnis, Edisi Revisi.
Biar sedikit kujelaskan bahwa, lingkungan hidup merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk dianalisis terlebih dahulu sebelum melakukan investasi atau usaha yang akan dijalankan untuk mengetahui dampak yang akan ditimbulkan jika investasi jadi dilakukan. Karena dampak ini bisa timbul sekarang atau baru terlihat beberapa waktu kemudian di masa mendatang. Perubahan lingkungan dari bentuk aslinya, seperti perubahan fisik kimia, biologi atau sosial. Dan jika tidak diantisipasi dari awal akan merusak tatanan yang sudah ada, baik terhadap flora, fauna maupun manusia itu sendiri.  Oleh karena itu, sebelum suatu proyek atau usaha dijalankan sebaiknya terlebih dahulu melakukan studi tentang dampak lingkungan yang akan ditimbulkan.
Pada analisis dampak lingkungan, selain untuk mengetahui dampak yang akan ditimbulkan, juga mencarikan jalan keluar untuk mengatasi dampak tersebut. Pengertian Analisis Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) menurut PP NO. 27 Tahun 1999 pasal 1 adalah telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak besar dan penting suatu rencana, usaha dan kegiatan. Jika diartikan lain, yaitu teknik untuk menganalisis apakah proyek yang akan dijalankan akan mencemarkan lingkungan atau tidak.  Jika ya, maka diberikan jalan alternatif pencegahannya.
Kamu bertanya, "Apa dampak negatif jika hasil analisis dampak lingkungan ini tidak dilaksanakan secara baik dan benar?"
Dampak semula akan terjadi terhadap tanah dan hutan. Tanah akan menjadi tidak subur, gersang dan tandus sehingga akan merugikan sektor pertanian, terjadi erosi dan bahkan banjir. Jika hutan ditebang tidak secara teratur juga akan merusak lingkungan secara keseluruhan dan merusak hutan sebagai sumber serapan air. Selain itu juga akan membuat punah keanekaragaman hayati, baik flora maupun fauna akibat hutan yang rusak karena terkena dampak proyek/usaha.
Air tanah akan berubah warna, yang semula bening--sepertimu mas--dan jernih bisanya akan berubah warna menjadi kuning atau hitam, sehingga tidak dapat lagi digunakan untuk minum, mencuci dan keperluan lain. Tidak hanya berbuah warna tetapi juga perubahan rasa akibat tercampur zat-zat yang berbahaya dan bisa saja berbau busuk juga mengering dan menyebabkan matinya binatang yang hidup di air dan tanaman di sekitar lokasi. Selanjutnya juga menimbulkan banyak penyakit yang ditimbulkan akibat pencemaran terhadap air.
Udara akan terpapar radiasi yang tidak dapat dilihat oleh mata seperti proyek bahan kimia, udara menjadi berdebu, untuk proyek seperti batu kapur, semen sehingga membuat udara tidak sehat dan biasanya jaga menimbulkan aroma busuk dan pengap juga bisa menimbulkan kebisingan seperti proyek perbengkelan.
Manusia bisa terkena penyakit. Karyawan perusahaan yang bersangkutan atau masyarakat sekitar lokasi proyek. Perubahan budaya dan perilaku manusia akibat perubahan struktur penduduk dan rusaknya adat istiadat masyarakat setempat, seiring dengan perubahan perkembangan daerah tersebut.
Kamu kembali bertanya, "Bagaimana pendapatmu jika analisis dampak lingkungan ini dihapus karena beberapa terakhir ini ada wacana begitu dari pemerintah?"
Mungkin, pemerintah punya rencana lain dalam melestarikan lingkungan hidup atau punya terobosan lain karena selama ini mungkin analisis dampak lingkungan (AMDAL) kurang optimal. Dan sepertinya Kementerian Agraria dan tata ruang (ATR) memang punya rencana baru dalam pengawasan melalui Rencana Detail Tata Ruang (RDTR).
Hanya saja, jika itu beralasan untuk penyederhanaan birokrasi pengurusan izin investasi sepertinya kurang tepat karena masyarakat akan berpikir, untuk sebuah keuntungan negara, pemerintah mengesampingkan kelestarian lingkungan hidup. Mereka berpikir bahwa ada analisis dampak lingkungan (AMDAL) saja masih carut marut apa lagi jika dilenyapkan.
Tentu akan berbeda lagi jika pemerintah mengumumkan bahwa pemerintah sedang menyiapkan kebijakan baru untuk pelestarian lingkungan.
Perbincangan kita hampir 2 jam lamanya di sebuah kursi panjang di perpustakaan kampus.
___________________
*) perempuan yang suka membaca dan sedang berusaha menemukan jodoh di kulkas  
     minimarket.
AMDAL dalam Sebuah Percakapan AMDAL dalam Sebuah Percakapan Reviewed by takanta on November 26, 2019 Rating: 5

1 komentar