Ahmad Muzadi: Selamat Jalan Kawan, Karyamu Abadi


Mengenangmu adalah pekerjaan paling mudah, dik. Begitulah sebuah kalimat dalam kaos ke 2 yang kami rilis. Berilustrasikan laptop, buku, pen, dan kopi. Barangkali gambar tersebut mewakili hobi atausemogamenjadi sebuah profesi kami. Beraktivitas di depan layar laptop, sesekali membaca buku, minum kopi atau ngeteh dan jika sempat menulis atau menggambar atau mensket sebuah ilustrasi.
Saat Muzadi ke studio, ia mencoba mengenakan kaos baru itu. “Coba fotokan Muz, Han,” saya meminta Madhan untuk memotretnya. Ckreeek.
***

Oleh : Moh. Imron
Ketika saya menulis ini, sebelas hari yang lalu Muzadi telah mangkat ke dunia selanjutnya. Pikiran saya tetap diliputi ketidakpercayaan. Ada yang mengganjil di benak—yang sulit diungkapkan. Pada akhirnya, kami harus menerima bahwa Muzadi sudah tidak bersama lagi; untuk berkumpul, bercanda, ngopi, atau berkegiatan apa saja yang bisa dilakukan bersama.
Dulu, saya mengenal Muzadi sebagai anak bocah. Husen, kakaknya adalah kawan seangkatan SD. Seiring berjalannya waktu, saya dipersatukan lagi dalam hobi yang sama, desain grafis. Mulanya saya sering mengamati karya-karya vector Muzadi di medsos. Begitu pula ketika bertemu Mimink, saudaranya, juga bercerita karya-karya Muzadi.
Memang saya, Muzadi dan kawan lain baru saja sering berkumpul. Tepatnya di awal tahun 2019. Saya ajak Muzadi, Irwan dan Hazan berkumpul bersama Mas Anwar. Barangkali kami nantinya bisa saling mengenal,  saling belajar apa pun khususnya di bidang desain grafis, terus mengasah kemampuan individu, mengikuti kontes, atau berkarya  di microstock.
November 2019, kami sepakat untuk merintis nama studio, mulanya kami sempat kebingungan. Pada akhirnya Mas Anwar usul nama Dinihari Studio. Saya pun merasa pas. Kadang menghabiskan waktu sampai dinihari. Kemudian membuat rencana-rencanan kecil untuk aktif di microstock seperti shutterstock, freepik, fiverr atau semacam kontes di 99designs, freelancer dll. yang dikerjakan bersama-sama. Selain online juga menerima jasa-jasa offline. Fokus geraknya, motion graphic, branding, illustration dll.
Di studio, kadang saya juga saling bercerita dengan Muzadi. Sebab Muzadi termasuk orang yang memiliki kegiatan yang sama dengan saya, pramuka. Mengingatkan hal-hal sewaktu aktif di pramuka. Saya cukup senang, di lingkungan desa saya masih ada penerus yang aktif di pramuka. Dan saya tidak sukses seperti Muzadi yang sampai menjadi ketua DKC Situbondo.
Dulu, kisaran tahun 2006 saya pernah aktif pramuka di SMA, Laksana dan Bantara. Di tahun itu pula saya juga aktif di Saka Bayangkara Polsek Panji. Kakak kelas saya kebanyakan ikut Saka Bhayangkara di Polres adapula yang aktif di Saka Bahari. Semenjak menjadi pengurus saya dilatih Kak Husnul yang dulunya aktif Saka Bhayangkara di Polres Situbondo. Kami sering berkolaborasi melaksanakan kegiatan baik napak tilas, persami dan kegiatan sosial lainnya.
14 Januari 2020, pukul 20.00 WIB, Anwar mengajak kumpul di sebuah grup wa, Muzadi pun ikut meresponnya. Menjelang akhir Desember 2019 dan awal Januari 2020 kami memilih libur desain. Maka dari itu, kami ingin berkumpul tapi dengan pembahasan yang serius tentang refleksi kegiatan yang sudah dikerjakan maupun yang akan datang.
Menit-menit berikutnya, kisaran jam 21.00 WIB, kami mendapat kabar yang sulit diterima bahwa Muzadi sedang kecelakaan. Semua kawan studio menuju RSUD Situbondo untuk memastikan. Di sana sudah ramai dari kawan-kawan Muzadi terutama Pramuka, PSHT dan warga-warga di desanya. Semuanya berduka. Semuanya mengawal hingga pemakaman dan membacakan doa di kediaman Muzadi hingga tujuh hari dan sempat diakhiri nonton bareng bagaimana petualangan-petualangan Muzadi yang sempat terekam. Semoga Muzadi selalu mendapat yang terbaik di sisi-Nya.
Mestinya kami sering duduk bersama, kadang kami masak nasi, bikin telur goreng, mie rebus kemudian makan bersama. Mestinya kami kembali berkarya, tertawa, bercanda, atau kadang di akhir pekan menginap bersama dan kami merasa kehilangan. Tentu saja hanya bukan kami yang memiliki cerita bersamanya.
Pada akhirnya, tulisan ini sebagai cerita kenangan kecil bahwa kami pernah bersama bangga memiliki sahabat sekaligus keluarga seperti Muzadi. Dari kami, keluarga besar Dinihari Studio, takanta.id, 9 Cafe dan Ngaji bareng Kyai.
Ia tidak meninggal, ia hanya berpindah, ia telah lahir ke dunia selanjutnya. Ia akan selalu ada dalam ketiadaan. []



Ahmad Muzadi: Selamat Jalan Kawan, Karyamu Abadi Ahmad Muzadi: Selamat Jalan Kawan, Karyamu Abadi Reviewed by takanta on Januari 25, 2020 Rating: 5

4 komentar

  1. Ikut belasungkawa sedalam-dalamnya. Semoga Husnul khotimah

    BalasHapus
  2. selamat jalan kawan, karya, kenangan, dan semua hal yang sudah kau lakukan akan selalu terkenang. Semoga amal ibadahnya diterima di sisiNya

    BalasHapus