Puisi: Laporan Pagi di Perempatan Trowulan




Puisi-puisi Anjrah Lelono Broto

1/
Laporan Terkini dari Kubur Orang yang Mati Terbunuh


sepasukan anai-anai berjalan tegap
ekor mataku melihatnya sebelum lindap
di antara lipat tanah yang gelap

kalau irama kaki mereka terdengar
tanpa gentar menggeletar
karena mereka adalah makhluk penyabar

apabila aku harus menyesali
pertemuan dengan sepasukan anai-anai ini
“tak berharga lagi,” pupus berulang kali

andai ada gelisah di antaranya
itu bukan karena pertemuanku
denganmu sebelum gerbang terkunci, bisu

persis waktu-waktu lalu
seperti pada orang-orang sebelum aku
mereka datang dengan seikat mau

           ; menyeleseikan
             apa yang harus diseleseikan


(Surabaya-Mojokerto, 2020)




2/
Laporan Pandangan Mata dari Ibu Muda Pembatik Cinta


seorang bocah yang jatuh di pangkuan
menangis lalu susupkan
wajah di dada yang menantang

menantang apa saja; juga takdir perjalanan
kuning, hijau, biru, oranye, dan merah
yang kau dan para leluhurmu suka pun pecah
tak mungkin ku lipat selembar usia
atas nama cinta


(Trowulan, 2020)





3/
Laporan Testimonial Seorang Bapak Usai Membetulkan Rantai Sepeda Anaknya


berputar dan berputar

putar roda sepeda di setiap ayun kayuh kakimu,
anak-anakku, serupa akar pohon-pohon
di halaman rumah, tepian jalan tuju sekolah,
di lingkarannya, tak hanya ada gerigi
dan rantai, tapi
juga ada berhasta harap bapak-emak
juga ada berkilau senyum masa kanak

   berputar, ketika jeda menemui
   ada baiknya, tak harus setiap hari
   tapi usahakanlah tanpa henti
   bersihkanlah roda sepeda itu, sesekali
   lalu rasakanlah betapa yang dirawat dengan hati
   tak hanya indah memutar-menari
   namun juga indah menemani
   menapaki pelangi

roda itu berputar dan berputar lagi
tapi kini kau kayuh dengan sembrani
kuambil gambar, kukirimkan via whatsaap pada
emakmu di seberang sana, kiriman uangnya
telah menjelma sepeda dan baru saja
usai bapak sempurnakan putarannya


(Mojokerto, 2016-2020)




4/
Laporan Pagi di Perempatan Trowulan


di seberang jalan, pada sebuah pagi,
kulihat gadis kecil itu memukul lelaki
di sampingnya keras sekali -menurutnya-.
ia merasa telah membalaskan
sakit dari luka-luka ibunya.

bibir lelaki di sampingnya tak mengaduh,
matanya melukis paras perempuan di lamunan.
ditatapnya wajah gadis kecil itu kemudian
air matanya berjatuhan.
tubuhnya berguncang pada sedu, pada sedan.
ia juga kesakitan oleh luka ibunya.

namun jika kalian mengira akan ada pelukan,
lebih baik kalian mencari jalan pulang.
sebab, kulihat gadis kecil itu dan
lelaki di sampingnya beranjak pulang.
arah perjalanan mereka berlawanan.


(Trowulan-Mojokerto, 2020)



5/
Lima Karmina Gunung Sahilan


Entah berapa malam tiada jua turun hujan
Adik, jangan muram dengarkan dendang Gunung Sahilan

Perahu berlayar biru, siapakah gerangan sang empu?
Tak perlu bimbang, pula ragu, hati abang hanya untukmu

Telah berabad silam bangau dan ikan tak pernah berkawan
Usah adik termenung berpanjang oleh gunjing sanak juga puan

Bukit-sungai telah sepakat, tentang ibu yang maha keramat
Kabar gembira telah melawat, kereta Ramadan baru saja lewat

Biarlah harimau berjalan mengelilingi ladang hingga sawah
Usai mandi balimau, kupinang adik dengan basmallah


(Mojokerto, 2018-2020)




Tentang Penulis
      Aktif menulis esai, cerpen, serta puisi di sejumlah media masa. Di antaranya Media Indonesia, Lampung Post, Riau Pos, Radar Mojokerto, Radar Surabaya, Harian Surya, Harian Bhirawa, Banjarmasin Post, Surabaya Post, Surabaya Pagi, Malang Post, Duta Masyarakat, Solo Pos, Suara Merdeka, Wawasan, Pikiran Rakyat, Nusantaranews, Jendela Sastra, IdeIde, Litera, Kawaca, Berdikaribook, Pojok Seni, Galeri Buku Jakarta, Roemah Cikal, Travesia, Magrib.Id, Apajake, Jaya Baya, Panjebar Semangat, Kidung (DKJT), dll. Beberapa puisinya masuk dalam buku antologi bersama Pasewakan (Kongres Sastra Jawa III, 2011), Malam Seribu Bulan (antologi puisi Dewan Kesenian Kabupaten Mojokerto, 2015), Margasatwa Indonesia (Lumbung Puisi IV, 2016), Klungkung Dalam Puisi (Dewan Kesenian Klungkung, 2016), Memo Anti Kekerasan Terhadap Anak (2016), Sang Perawi Laut (2018), Tamasya Warna (2018), Kunanti di Kampar Kiri (Hari Puisi Indonesia-HPI Riau, 2018), When The Days Were Raining (Banjarbaru’s Rainy Day Literary Festival 2019), dll. Karya tunggalnya adalah Esem Ligan Randha Jombang (antologi geguritan, 2010), Orasi Jenderal Markus (naskah monolog, 2011), Emak, Sayak, Lan Hem Kothak-Kothak (antologi cerkak, 2015),  Nampan Pencakan (Himpunan Puisi, 2017), dan Permintaan Hujan Jingga (antologi puisi, 2019). Terundang dalam agenda Muktamar Sastra (Situbondo, 2018), dan karya naskah teaternya “Nyonya Cayo” meraih nominasi dalam Sayembara Naskah Lakon DKJT 2018. Sekarang bergiat di Lingkar Studi Sastra Setrawulan (LISSTRA) dan dapat disapa di e-mail: anantaanandswami@gmail.com, FB: anjrahlelonobroto, IG: anjrahlelonobroto, dan Whatssapp: 085854274197.

Puisi: Laporan Pagi di Perempatan Trowulan Puisi: Laporan Pagi di Perempatan Trowulan Reviewed by takanta on Februari 16, 2020 Rating: 5

Tidak ada komentar