Ulas Buku: Cegah Stunting Sedini Mungkin



Oleh: JUNAEDI,S.E.

Definisi Stunting

Global Nutrition Report, pada tahun 2016 tercatat bahwa Indonesia berada di peringkat kedua se-Asia Tenggara dalam permaslahan Stunting. Stunting juga masuk menjadi salah satu target yang diperhatikan dalam 17 tujuan yang disepakati bersama negara –negara anggota PBB, sebagaimana acuan agenda Sustainable Development Goals (SDGs).

Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak menjadi terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi dapat terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masaawal setelah anak lahir, tetapi baru nampak setelah anak berusia 2 tahun, dimana keadaan gizi ibu dan anak merupakan faktor penting dari pertumbuhan anak.

Periode 0-24 bulan usia anak merupakan periode yang menentukan kualitas kehidupan sehingga disebut dengan periode emas. Periode ini merupakan periode sensitif karena akibat ynag ditimbulkan terhadap bayi masa ini brsifat permanen, tidak dapat dikoreksi. Diperlukan pemenuhan gizi adekuat usia ini.

Mengingat dampak yang ditimbulkan masalah gizi ini dalam jangka pendek adalah terganggunya perkembanga otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme dalam tubuh.  Jangka panjang akibat dapat menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar , dan dapat menurunnya kekebalan tubuh (Branca F, Ferrari M, 2002; Black dkk, 2008)

Menurut UNICEF (2018), Stunting (bertubuh pendek) adalah kegagalan untuk mencapai potensi pertumbuhan seseorang disebabkan oleh malnutrisi kronis dan penyakit berulang selama masa kanak-kanak. Hal ini dapat membatasi kapasitas fisik dan kognitif anak permanen dan menyebabkan kerusakan yang lama.

Menurut Kemenkes RI (2016), Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada tubuh dan otak akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Sehingga anak lebih pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berfikir. Anak Balita dengan nilai z- skornya kurang dari -2 SD dan kurang dari -3 SD atau dengan kata lain status gizi yang didasarkan pada parameter Panjang Badan menurut Umur (PB/U) atau Tinggi Badan menurut Umur (TB/U), dimana hasil pengukuran antropometri berdasarkan parameter tersebut dibandingkan dengan standar buku WHO untuk menentukan anak tergolong pendek (<-2 SD) atau sangat pendek (<-3 SD).

Penyebab Stunting

Menurut Kemnentrian PPN/Bappenas (2018), Stunting pada anak disebabkan oleh banyak faktor, yang terdiri dari faktor langsung maupun tidak langsung. Ada pun faktor-faktor penyebab Stunting adalah sebagai berikut : asupan gizi Balita, penyakit infeks, faktor ibu, faktor genetik, pemberian ASI Eksklusif,  ketersediaan pangan,  faktor sosial ekonomi, tingkat pendidikan, pengetahuan gizi ibu, dan faktor lingkungan

Pencegahan Stunting

Pemerintah telah menetapkan kebijakan pencegahan Stunting melalui Keputusan Presiden Nomor 42 tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan Gizi dengan fokus pada kelompok usia pertama 1000 hari kehidupan yaitu sebagai berikut (Kemenke RI, 2013 dalam Rahayu,   2018 ) : 1) Ibu hamil mendapat Tablet Tambah Darah (TTD) minimal 90 tablet selama kehamilan 2) Pemberian Makanan Tambahan (PMT) ibu hamil. 3) Pemenuhan gizi. 4) Persalinan dengan dokter/bidan yang ahli 5) IMD (Inisiasi Menyusul Dini). 6) Pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif pada bayi hingga usia 6 bulan. 7) Memberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) untuk bayi diatas 6 bulan hingga 2 tahun. 8) Pemberin Imunisasi dasar lengkap dan vitamin A. 9) Pemantauan pertumbuhan Balita di posyandu terdekat. 10) Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat.

Kelebihan dan Kekurangan Buku

Buku pengetahuan layak untuk dibaca dan dimiliki sebagai referensi bagi mahasiswa dan praktisi keperawatan kesehatan masyarakat, kader-kader kesehatan di desa-desa untuk mengenal, mempelajari  dan memahami mengenai Tata Kelola Keperawatan Komunitas  (Cegah Stunting dengan Pendekatan Kelurga).

Buku ini didukung dari berbagai pengalaman dan penelitian terkait pencegahan stunting. Akan tetapi masih belum spesifik karena tidak di dukung studi penelian kasus di masyarakat paling bawah yang tercatat banyak kasus stunting , misalnya. Juga karena segmen pembacanya adalah mahasiswa adalah beberapa yng bersifat datkarasi ataupun teknokrasi terkait masalah kesehatan dan penangannya.

Buku ini, cukup bagus dari segi cover, kertas cetaknya bagus, sehingga terkesan buku mahal, walaupun harganya terjangkau oleh kalangan mahasiswa. Penulis terkesan berlama-lama ria  dan terlalu detail ketika membahas definisi Stunting yang diperoleh beberapa referensi, sehingga menurut saya pembaca akan mengalami sedikit kebosanan. Dan ada beberapa referensi yang didapatkan oleh penulis lebih dari 5 tahun terakhir, sehingga mengurangi tingkat keobjektivan referensi sebagai sumber informasi buku.

Identitas Buku

Judul Buku : Tata Kelola Keperawatan Komunitas  : CEGAH STUNTING: Dengan Pendekatan Keluarga

Penulis:  Jum Panata Pakpahan, S.Kep., M. Kep.              

Desain dan Layout :  Turi

Ukuran Buku:  16 X 23 cm

Tebal Buku:  viii + 260 hlm

ISBN:  978-623-7498-72-8

Cetakan:  I, 2021

Penerbit:  GAVA MEDIA, Anggota IKAPI DIY

 

 

Biodata Penulis

JUNAEDI, S.E., lahir di Pemalang, 06 Januari 1974, S1-STIE ‘WW’ (1999), bekerja di Yayasan Sanggar Inovasi Desa, berdomisili di Kampung  Gedangan RT 02 Padukuhan Ngireng-ireng, Kalurahan Panggungharjo, Kapaneon Sewon, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. No WA : 088 225 0445 416. Medsos IG : @imfatjunaedi. Medsos FB : Junaedi Imfat.
Ulas Buku: Cegah Stunting Sedini Mungkin  Ulas Buku: Cegah Stunting Sedini Mungkin Reviewed by Redaksi on April 19, 2021 Rating: 5

Tidak ada komentar