Puisi: Untukmu, Eyang!


Ilustrasi oleh Aulias Silmi

UNTUKMU, EYANG!

Kemarin saat kubuka beranda akun media,
Kumelihat beberapa informasi tentangmu, eyang!

Banyak ucapan selamat tinggal,
Banyak pula ucapan kekaguman,

Di sela-sela itu,
Aku teringat dengan puisimu,
Hujan di bulan Juni,

Hingga tepat di bulan Juli,
Jelang satu bulan dengan judul puisimu itu,
Turut menjadi bulan terkenang,

Aku masih tak percaya, eyang!
Sebab beberapa hari yang lalu,
Aku masih menikmati seduhan kopi dengan puisimu,

Aku masih tak percaya,
Jika hari itu akan menjadi hari terakhir,
Kunikmati karya-karyamu yang penuh luapan emosi,

Setelah beberapa hari kepergianmu,
Banyak tangisan,
Peringatan-peringatan puisimu pun kian ramai dibacakan,
Pagelaran-pagelaran kehilangan dilakukan,
Dialog cinta ramai terselenggarakan,
Mengenang kepergianmu,

Eyang, Sapardi!
Tepat apa yang kau larutkan dalam sajakmu,
Kini kau telah pergi,
Menyisakan sajak-sajak yang menghiasi cakrawala,
Namun kau tak pergi seutuhnya,
Sebab di setiap sajak-sajak yang tercipta,
Terselinap keindahanmu,

Izinkan aku pula, eyang!
Menjadi sajak yang kau harapkan,
Hanyut dalam keindahan,
Bersama sisa-sisa kenangan.

23 Juli 2020
~M.H.T.R




ANTARA JUNI DAN JULI

Jika hujan di bulan Juni mengisyaratkan ketabahan
Maka tangisan di bulan Juli berwujud kasih sayang

Jika hujan di bulan Juni berwujud kebijaksanaan
Maka kepergianmu di bulan Juli menyisakan luka mendalam

Jika hujan di bulan Juni berpesan sebuah kearifan
Maka biarkanku dengan arif mengenangmu di bulan Juli
Bersama sajak-sajak penantian dan kerinduan

24 Juli 2020
~M.H.T.R



AKU INGIN, BERSAMAMU!

Aku ingin bersamamu, Eyang!
Dalam pesan cinta yang kau lontarkan
Pada sajak-sajak aku ingin,

Bersama dalam kesederhanaan mencinta,
Bagai kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin bersamamu, Eyang!
Dalam isyarat cinta yang kau berikan,
Seperti bagaimana awan yang tak sempat menyampaikan isyarat pada hujan yang menjadikannya tiada.

24 Juli 2020
~M.H.T.R



SAAT INI

Saat ini tiba
Hari yang pernah kau utarakan
Dalam sajak-sajakmu

Saat jasad sudah tak ada lagi
Tapi bait-baitmu
Tak relakan aku sendiri

Tiba saat suaramu tak terdengar lagi
Tapi larik-larik sajakmu
Kian bergemuruh pada tepi-tepi hidup ini

Kini tiba saatnya
Impianmu menjadi saksi
Bahwa pada tiap sela-sela huruf sajak kami
Kau menjelma mutiara hati

24 Juli 2020
~M.H.T.R



Penulis:
Moh. Haris T. Rahman, penulis, deklamator, Ketua. Dev. Riset Media Center Fak. Syariah. Mahasiswa di HTN IAIN Jember, Aktifis IKMASS Jember.


Puisi: Untukmu, Eyang! Puisi: Untukmu, Eyang! Reviewed by takanta on Juli 26, 2020 Rating: 5

1 komentar