Daya Kritis yang Hilang


Dik, dulu kau lantang bersuara untuk mengkritik tajam pemerintah, menjadi garda terdepan perubahan masyarakat. Ketika engkau menghilang, masyarakat mencarimu. Karena sudah melihat kondisi desa sudah hampir kacau balau.
Kita harus bergerak, dik, sekarang tak bisa ditunda lagi. Kita harus berbuat sesuatu. Semua yang harus dihilangkan, harus kita hilangkan, semua yang harus kita dibalik, harus kita balik, semua yang harus di geser, harus kita geser, semua yang harus kita lawan. Semua yang harus diubah kita ubah. Desa harus diselamatkan. Para penduduk harus dibebaskan kalau tidak kita semua akan jadi yatim piatu.
Aku ingat ketika engkau dulu pernah mengkritik keras pemerintah yang tersandung kasus korupsi. Engkau yang menjadi dalang penggerak masyarakat untuk ikut berdemonstrasi membela kebenaran, mengajak merekah untuk mengkritik pemerintah. Dan sampai itu pula pemerintah yang tersandung kasus korupsi bisa dihukum juga, meskipun hukumannya hanya sebentar. Lambat laun ketika engkau sudah bermain mesra dengan pemerintah,  suara lantangmu semakin kendor. Aku ingin mendengar suara lantangmu seperti dulu lagi, ketika kita berdua mengkritik tajam pemerintah.
Entah kenapa hari ini aku dan engkau dik, sudah tidak sekritis dulu. Apakah kita berdua harus berhenti berjuang sampai di sini. Kita berdua sudah disibukkan kepentingan dunia, sudah tidak menjadi penggerak perubahan di masyarakat. Sudah tidak memikirkan nasib masyarakat yang dirampas haknya. Kita sudah disibukkan memikirkan kepentingan diri sendiri dari pada kepentingan orang lain.
Oleh : Indra Nasution
Daya Kritis yang Hilang Daya Kritis yang Hilang Reviewed by takanta on Januari 06, 2018 Rating: 5

Tidak ada komentar