Puisi - Wajah Petani



Sajak  Agus Yulianto

Wajah Petani

Senja tak seindah dulu
menjadi gersang dan dangkal.
dari balik jendela matamu menentang
sambil memandangi lahan-lahan yang dulu menjanjikan
yang kini menjadi bangunan-bangunan
di pertengahan sawah
megah dan mewah.
wajahmu mulai lesu
kau bertanya
Apakah aku akan memiliki bangunan-bangunan itu?
Sedangkan lahan hijau ku sudah kau singgahi
Jujur aku menyensali semua itu.

Angin kini bukan sahabatku seperti dulu
Yang selalu menjatuhkan dedaunan
Kini hanya memainkan perasaan
Membuat  jatuh bangun harapan
Untuk membangun masa depan.

Karanganyar, 15 Oktober 2017


Mencari Cinta

Dari balik jendela kertas
aku  menyulam bintang malam
Aku melihat dengan sendu
Wajah pedagang kaki lima mulai bisu
Tak ada senyum manis
Orang berlalu lalang acuh tanpa ragu

Seekor burung kecil  murung
Sepasang mata kecil melirik dari sudut kota
meraba tirai-tirai  malam
untuk mencari cinta

Aku memilihmu
Untuk meraba luka yang lama pedih
Aku pegang hatiku
Menikmati hidup berpengalaman sengsara
Menjadi pedagang kaki lima

                                                                     
Karanganyar, 15 Oktober 2017


Aku  dan Puisi

Bersama angin aku tuliskan puisi

puisi yang aku sajikan ini
memberikan penawar rindu
untuk bercumbu denganmu
di hadapan sang empu sejati
yang paham arti hidup dan mati

Bersama angin aku tuliskan puisi
puisi yang membawanya pergi
memahatkan bait abadi
yang menuliskan rasa sakit ini
aku pilih-pilih dan aku rekatkan kembali
untuk melihat kekejian di dalam diri

sebuah puisi yang terenggut dari imajinasi


Kenapa Aku Cemburu
Dan kau segalanya untukku.
Salah jika kau menilai sebagai tempat pelarianku saja.
Karna kau belum tahu sesugguhnya.
Suatu saat kau akan menyadari itu.
Bahwa semua itu akan berarti bagimu.
Kadang aku cemburu
ketika kau tak beri perhatian sedikitpun untukku
dan aku pun mulai putus asa, kala itu.
dan menjauh dari bayang-bayang dirimu

 Solo, 2016


Kaulah Cintaku

Cinta itu
ketika aku menyadari
bahwa apa yang aku cari  
Kau tulis di dalam setiap lembar  kitab hatimu
dengan  tinta air mata
perihmu adalah perihku
dukaku adalah dukamu
air mataku adalah bukti cintaku
di tengah bising dunia
hanya untuk ucap
kaulah cintaku
Solo, 2016


Biodata Penulis
Agus Yulianto. Kelahiran di Karanganyar. Memiliki hobi jalan-jalan dan membaca buku-buku. Suka menulis artikel populer, Cerpen, dan puisi beberapa tulisannya pernah di muat di media cetak dan online. Saat ini aktif du forum Lingkar Pena Cabang Karanganyar dan Literasi Kemuning. Kalau ingin ngobrol bisa hubungi WA: 085 640 734 440, email:yuliagusyulianto@gmail.com, FB; Agus Yuli, Blog: yuliagusyulianto.blogspot.com.

Puisi - Wajah Petani Puisi - Wajah Petani Reviewed by takanta on Maret 18, 2018 Rating: 5

Tidak ada komentar