Yang Tidak Dilihat Firdaus soal Honorer Situbondo

 


Oleh: Mas Hawi

Tiba-tiba saya terperanjat, ketika mengetahui tulisan berjudul "Derita 600 Non-ASN Situbondo: Dipecat, Dapat Solusi Busuk" yang diterbitkan oleh sebuah media online dan ditulis oleh sosok bernama Firdaus.

Bukan, bukan karena Firdaus yang baru beberapa hari lalu "diayomi oleh pendopo" dengan diberikannya panggung membedah bukunya lalu bikin saya terperanjat menganggap dia tak tahu diri. Bukan, samasekali bukan soal itu.

Begini.

Saya kira, kita perlu melihat pangkal masalah ini lebih dalam. Misalnya: apa yang membuat Mas Rio Bupati Situbondo itu tergerak melaksanakan instruksi pemerintah pusat untuk merumahkan ratusan honorer yang sebetulnya dia tidak enak hati, bahkan sempat memperjuangkan honorer itu dengan melobi Kemendagri sebagaimana yang diakuinya.

Di sini, saya melihat Mas Rio sedang melakukan penataan birokrasi. Bahwa ada kesalahan mendasar dalam birokrasi di tahun-tahun sebelumnya, termasuk perekrutan honorer.

Selayaknya pil pahit, saya pikir Mas Rio beranggapan langkah ini perlu diambil sebagai bentuk dari mengobati birokrasi yang tengah sakit, kadung carut-marut dalam pola rekruitmennya.

Di konteks masalah ini pula, aturan resmi yaitu UU Nomor 23 tahun 2025  yang diberlakukan sejak 31 Oktober 2023 oleh Pemerintah Pusat itu jelas: menghapuskan jenis kepegawaian selain PNS dan PPPK di lingkungan instansi masing-masing dan tidak melakukan perekrutan pegawai Non-ASN (baca: honorer).

Pertanyaannya kemudian, kenapa pemerintah daerah Situbondo di era aturan ini berlaku (Karna-Khoirani) tidak melaksanakan aturan tersebut? Bahkan diketahui merekrut honorer sehingga kini harus dirumahkan lantaran dianggap melanggar regulasi yang ada.

Sebuah tugas yang seharusnya dieksekusi oleh Pemerintah Situbondo sebelumnya, justru diwarisi kepada pemerintah saat ini.

Bahwa di titik inilah saya melihat ada ketegasan dari Mas Rio dan Mbak Ulfi. Sebuah upaya membuat birokrasi yang tidak hanya sehat, melainkan juga sesuai jalur tanpa meninggalkan sisi kemanusiaan.

Oleh karena itu, mari melihat sesuatu dengan jernih, dengan semangat mengubah Situbondo agar tidak begini-begini saja, agar Situbondo tidak menjadi kota sederhana sebagaimana judul buku yang ditulis Firdaus itu.

Yang Tidak Dilihat Firdaus soal Honorer Situbondo Yang Tidak Dilihat Firdaus soal Honorer Situbondo Reviewed by Redaksi on Mei 03, 2025 Rating: 5

Tidak ada komentar