Jangan Gagal Paham Soal Kecamatan Baluran
Oleh: Mat Rais
Hari-hari
ini lini masa kita dipenuhi dengan perdebatan mengenai Taman Nasional Baluran.
Perdebatan itu muncul lantaran pernyataan Mas Bupati di salah satu acara di pendopo yang menyinggung
‘tetangga sebelah’. Banyak netizen yang marah dengan pernyataan itu, khususnya
dari ‘tetangga sebelah’. Seolah pernyataan Mas Bupati itu mengatakan bahwa
‘tetangga sebelah’ mencuri Baluran dari kita. Berbagai ucapan muncul di
linimasa. Mulai dari yang menganggap bahwa pernyataan Mas Bupati itu tidak pantas,
mereka tidak pernah mengklaim Baluran, sampai membandingkan perilaku kepala
daerah masing-masing.
Saya cuma bisa
menggelengkan kepala mendengar respon netizen itu. Saya merasa mereka gagal
memahami konteks yang disampaikan oleh Mas Bupati. Saya yakin pernyataan Mas
Bupati tidak untuk mengatakan bahwa tetangga sebelah mengklaim Baluran. Apalagi
untuk memprovokasi masyarakat. Untuk apa? Tidak ada untungnya.
Bisa
jadi kesalahpahamam itu karena mereka hanya menonton dari video singkat yang
tersebar di media sosial. Padahal bisa
jadi yang disampaikan Mas Rio lebih panjang dan lengkap dari itu. Tapi tidak
masalah. Karena banyak dari kita yang memang masih sering ‘kegocek’ karena video-video
singkat di media sosial.
Dalam
video itu, Mas Bupati mengatakan bahwa “Saya berpikir Situbondo harus ada
Kecamatan Baluran agar Baluran tidak terlalu sering digunakan oleh tetangga
sebelah maka perlu ada nomenklatur baru namanya Kecamatan Baluran.” Tidak ada
dalam pernyataan tersebut bahwa Mas Bupati mengatakan tetangga sebelah
mengklaim Baluran. Mas Bupati hanya bilang ‘terlalu sering digunakan oleh
tetangga sebelah’. Faktanya memang seperti itu. Tetangga sebelah kita memang
menggunakannya untuk salah satu destinasi wisatanya. Bisa dicek dari
paket-paket wisata yang disediakan oleh agen-agen travel. Tidak ada masalah
dengan itu.
Nah,
Situbondo juga ingin melakukan hal yang sama. Kita juga mau menggunakan Baluran
sebagai salah satu destinasi wisatanya. Caranya dengan membuat nomenklatur baru
bernama Kecamatan Baluran. Itu bagian dari strategi untuk mencapai visi misi
Mas Bupati. Untuk membranding pariwisata Situbondo. Karena harus diakui Situbondo
masih tertinggal jauh dalam bidang pariwisata dari tetangga sebelahnya.
Jadi
sebaiknya konteks dalam pernyataan Mas Bupati itu dipahami dengan lebih baik
lagi. Jangan disinggung sedikit saja langsung marah. Langsung
membanding-bandingkan dengan Situbondo. Bahkan sampai menyerang pribadi Mas
Bupati.
Iya
kami kalah jauh. Kami paham. Dalam banyak hal mungkin. Kami tidak punya
stasiun, iya. Tidak punya bandara, iya. Pelabuhan kita tidak rame, iya. Kalah
jauh deh pokoknya. Tapi
semoga kami tidak kalah dalam memahami konteks di media sosial. []

Tidak ada komentar