Puisi : Doa Awal Tahun dan Puisi Lainnya Karya Rahmat Akbar

Puisi-Puisi Rahmat Akbar

DOA AWAL TAHUN

Sederhananya
Doa awal tahun
Segala tampuk cerita
Biarlah meretas seusai hari tiba
Syarat akan manfaat dan mudharat
Jeruji waktu tabu mengelupas
Hingga gulma-gulma jiwa akan meretas
Dengan segala doa, usaha menggunung
Tertumpuk angan
Mengendap lalu memburai
Sampai kita siap mendapatnya

Biarlah waktu melarat
Sebab tubuh ibarat sehelai daun
Berwarna hijau kemudian mengguning
Lalu gugur meninggalkan dahan
Jatuh ke tanah, menyusut
Hilang. Tertinggal cerita kelam

Jauh sebelum tampuk senja menjamu
Sudahkah kita sebagai umatNya
Bercengkrama setiap waktu
Melafaskan asma, menyebut
Sampai kerongkongan dan nafas tak berhembus

Ah, terlalu naif apabila kita berkata abadi
Yang abadi hanya sebuah karya
Kita semua akan jadi bangkai
Di ruangan persegi empat
Pertayaan akan muncul
Terlaksanakah atau belum
Ketika kita lihat dunia.
Sedang, Sesuatu yang dapat menuntun kita
Ke Raudatul Jannah. Keinginan semua


Kotabaru, Januari 201

JANUARI

Januari basah
Meluap-luap selasar mata
Melesat menuju pusat angin
Berubah atau diam ditempat selamanya

Barangkali saat sunyi tiba
Tumpaslah urusanmu dengan malam
Dalam sebuah kamar tak bercelah
Bacalah peristiwa dunia

Alam menyuguhkan kemolekannya
Hewan menampakkan peranggainya
Manusia sibuk berkampanye
Politik atau kerja. Sama saja
Maka, kutulis peristiwa
Melalui sajak-sajak luka saudara

Januari basah
Alam mulai bercerita
Manusia serupa hewan sedang mengancang-ancang
Melalui bincang
Merekatkan, segala urusan dunia
Hanya sesaat dan hilang.
Sedang Tuhan akan membagi bahagia dan cobaan

Kita hanya menunggu kapan datang
Benih itu telah memburai
Apakah kita dapatkan bahagia
Atau nimati cobaan

Saat haluan diubah untuk kemaslahatan
Maka cinta dan kasiNya akan ada

Kotabaru,  Januari 2018


NYANYIAN SUNYI

Kulantunkan nyanyian sunyi untukmu penguasa negeri
Umbul-umbul telah engkau kibarkan
Kekusaan kini telah engkau mainkan
Gelar khalifah engkau lalaikan
Atas nama rakyat engkau koar-koarkan
Engkau bertumpu di atas rakyat
Menikam secara sembunyi
Demi kemaslahatan meatasnamakan rakyat
Tidak ada lagi Ali
Tidak ada lagi Umar
Tidak ada lagi Abu
Tidak ada lagi Usman
Kejujuran kini telah menutup diri
Demi kepuasan halal harampun jadi
Hukum dunia tak diperdulikan
Hukum akhirat engkau lupakan
Sungguh merugi

Kotabaru, 30 Oktober 2016


LANDSKAP KOTA

Kusaksikan deburan ombak di tengah riaknya malam
Aku ingin mendengar suara burung-burung
Aku ingin merasakan gemercik air dari lembah Bamega

Jalan-jalan memudar, air-air keruh
Kau sampaikan debu
Kau lihatkan wajah menguning, tanah-tanah dikurasi
Pohon-pohon berdarah, air-air memucat

Pada sebuah perkampungan
Mereka bangun peradaban kota
Gunung kehilangan lembah
Pohon pun merindukan air

Di lautku rengge-rengge dibentangkan
Dimusim tidak pernah bertuan
Sementara di gunung suara burung terasa sunyi
Air-air tergerus zaman

Di tanah Bamega kusaksikan
Manusia mulai tak mempunyai bumi
Dari tanah Sebatung mengalahkan Samburanjana
Selaksa cerita dari manusia purbakala
Kini hanya tinggal derita

Kotabaru, Mei-Juni 2017


GELAP MATA

Adakah gelap mata sebagai pelampias belaka, melakukan di luar akal logika. Mengatas namakan nafsu menimbulkan derita bagi lakon cerita. Bukankah ada solusi bagi mereka! Tanpa harus merusak tatanan hidup di tanah merdeka. Mereka yang katanya betahta. Tapi, mengapa mereka yang sembunyi di balik cerita. Adakah mereka? Perduli, masih banyak di tanah merdeka memerlukan belaian lembut kasih nyata. Di timur mereka bercerita tentang ketidak adilan yang merata, di barat meraka berkata ini tanah merdeka, di tengah mereka berkata hasil bumi yang membabi buta.

Kotabaru, 11 Januari 2017



BIOGRAFI PENULIS

Rahmat Akbar, kelahiran Kotabaru 04 Juli 1993 Kalimantan Selatan. Puisinya mengisi beberapa media massa seperti  Republika, Pikiran Rakyat, Hari Puisi, Denpasar Post, Redaksi Apajake, Bangka Pos, Solopos, Riau Post, Malut Post, Jurnal Asia, Fajar Makassar, Kampoeng Jerami, Haluan Padang, Majalah Simalaba, Minggu Pagi, Medan Post, Kabapesisir, Radar Mojekerto, Radar Bojonegoro, Radar Cirebon, Rakyat Sumbar, Radar Banyuwangi, Koran Dinamikanews, Malang Post, Analisa Medan, Magelang Ekpres, Flores Sastra, Koran Merapi, Tribun Bali, Media Kalimantan dan sejumlah antologi bersama. Mengabdikan diri di sekolah SMA Garuda Kotabaru dan pendiri sekaligus pembina siswa-siswanya di Taman Sastra SMA Garuda Kotabaru. Akbar bisa disapa melalui email  Rahmatakbar464@gmail.com, fb: Kai.akbar.
Puisi : Doa Awal Tahun dan Puisi Lainnya Karya Rahmat Akbar Puisi : Doa Awal Tahun dan Puisi Lainnya Karya Rahmat Akbar Reviewed by takanta on Januari 06, 2019 Rating: 5

Tidak ada komentar