Puisi: Doa-Doa Semak Belukar

 


Puisi-Puisi Ratna Kuatiningsari*

 

AKULAH PENGEMBARA HARAPAN BEKU

 

Menjejakkan bekas kaki di lumpur

Berpakaian sederhana berbalut perban

Ku gendong tas yang meringkukkan raga

Hanya bermodal pisau kecerdikan

Memangkas semak berduri iktikad pejabat

 

Akulah sang pengembara

Dalam pengembaraan hutan harapan beku

Yang dibekukan oleh pihak berselubung dusta

 

Aku memikul keluh kesah rakyat

Untuk aku muntahkan harapan tempo hari

 

Masihkah perlu membentengi pejabat itu?

Yang mematikan harapan rakyat kerap kali

 

Akulah sang pengembara

Aku lelah, ku ingin berjalan tegap

Harapan rakyatku tak kau indahkan

Amat berjenjang harapan rakyat mati tak berjiwa

 

Alangkah pilunya aku sang pengembara harapan

Tak mampu hunuskan pedang kepedulian

Bagi mereka yang dimatikan oleh harapan

 

 

22 Februari2021

 

 

 

 

DOA-DOA SEMAK BELUKAR

 

Tumbuh pada tanah tak diharapkan

Nyaris seluk beluk pepohonan aku terlihat

Sandingi keterasingan pepohonan dalam nyanyiannya

 

Di rumah zamrud kehijauan

gubuk peristirahatan para fauna

Aku dipayungi oleh kawan pohon hutan

Lantaran tubuh kerdil tak setinggi pohon-pohon

 

Berkecambahnya aku

Merampas pangan kawanku sang pohon

Tapi pohon hutan tak bengis semacam manusia

 

Detik yang tak kuharapkan hadir

Di saat selimut biru membayangi hutan

Dimana suara buldozer dan gergaji besi membisingi

Tiada kelembutan kalbu dalam kedurjanaannya

Merenggut kawanku satu persatu

 

Batang tubuh yang tinggi

Kini tumbang bersama deraian amukanku

 

Aku hanya semak belukar

Ku hadangi dari ketamakan anak Adam

Dengan daya semu perangi nafsu buldozer bergeraji

 

Aku hanya semak belukar kehinaan

Meski sering kau tebangi aku

Akarku bersemi melebihi awal aku tumbuh

Saat batang tubuh rebah

Serentak lenyap rumah zamrud kehijauanku

Saat renceh rontokan daun dan rantingnya terurai

Pada detik itulah deraian luka bersama doa

 

Biar ia menjelma pohon hutan dunia fana

Dalam doa kepada Tuhan

Masukkanlah pohon-pohon tak berdosa

Kekal dalam surgaMu

Memayungi penghuni-penghuni surgaMu

Laksana pepohonan hutan baka dalam kenikmatan

 

 

12 Februari 2021

 

 

 

 

KETIKA SAJAK BERPESAN

 

Kita memiliki mata

Namun enggan dibuka

Memiliki tangan

Renggang menjamah

Memiliki telinga

Jirih mau mendengar

dan memiliki hati

Tak mau merasa

Ingin dipuja…

Ingin disanjung…

Ingin dihormati…

Dikala hasrat meraja dan takzim membudak

 

Ketika hati menggerutu

Bisu membesuk tembok-tembok kebodohan

Buta melirik tenda-tenda angkara keegoisan

Semua dirakit dengan rumus individualis

Meringkuk dan merangkak perlahan pada perpecahan

 

Muara air mata sesal menggiring tanda tanya

Merindu pada cinta pengepung kenegatifan

Merayu kembalinya cinta laksana penyekat

 

Sajak-sajak yang dibangun dengan pasak kata

Harus menitihkan pesan kepada sang tuan

Sajakku tak bisu dan tak buta

Dadanya memuat cinta tuk dimuntahkan

Kepada mereka yang kurang cinta

Bak atribut perdamaian akan generasi digdaya cinta

 

 

 

 

*) Ratna Kuatiningsari lahir di Probolinggo pada tanggal 02 Desember 1998. Saat ini sedang berstatus sebagai mahasiswi. Bisa dihubungi melalui Linkedin : linkedin.com/in/ratna-kuatiningsari, Instagram: ratnakuat02, Email : ratnakuat@gmail.com.

Puisi: Doa-Doa Semak Belukar Puisi: Doa-Doa Semak Belukar Reviewed by takanta on Juli 11, 2021 Rating: 5

Tidak ada komentar